KlikFakta.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan 40 persen kasus rabies terjadi pada anak-anak.
“40 persen kasus rabies terjadi pada anak-anak. kenapa banyak terjadi pada anak-anak? Kita ketahui, anak-anak senang bermain dengan binatang. Sering bergaul akrab dengan binatang,” kata anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, Novie Homenta Rampengan.
Hal itu ia ungkapkan dalam konferensi pers secara daring pada Sabtu (17/6/2023).
Novie menjelaskan penularan virus rabies bisa melalui gigitan dan non gigitan.
Penularan melalui gigitan terjadi ketika hewan pembawa virus rabies menggigit manusia. Kemudian melalui luka gigitan itu air liur mengandung virus masuk ke tubuh manusia.
Sementara penularan non gigitan terjadi lewat jilatan, goresan, dan cakaran dari hewan pembawa virus yang mengenai kulit terbuka atau mukosa. Seperti bibir, kelopak mata, dan kemaluan.
Meski begitu, Novie mengungkapkan jika rabies bisa dicegah “asalkan 70 persen anjing dalam populasi minimal mendapat vaksinasi”.
Ia pun menyampaikan kepada masyarakat agar tetap tenang jika kontak dengan hewan pembawa rabies.
“Kalau tergigit, tetap tenang. Luka dicuci dengan air mengalir. Harus mengalir supaya virus rabies bisa keluar. Kalau air baskom, akhirnya virus terbalik-balik di situ terus. Harus selama 10-15 menit. Harus pakai sabun,” kata Novie.
Langkah selanjutnya memberi antiseptik seperti iodin atau alkohol 70 persen. Kemudian segera mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.
Nantinya petugas medis akan kembali mencuci luka dan memberi vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).
Sumber: Kompas