KlikFakta.com, JEPARA – Sekitar 20 warga Karimunjawa bermalam di halaman gedung DPRD Kabupaten Jepara guna menolak tambak udang vename.
Mereka mendirikan beberapa tenda dan membentangkan flyer #SaveKarimunjawa.
Koordinator Aksi Bambang Zakaria menerangkan aksi ini mereka lakukan lantaran tak ingin alam di Karimunjawa rusak akibat tambak udang vename.
“Ketika ada tambak udang, alam kami rusak karena limbahnya yang memang betul-betul dibuang ke laut. (Tambak udang) tidak memakai IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah),” terang Bang Jack, sapaan akrabnya.
Warga yang menolak tambak terdiri dari petani rumput laut, pelaku sektor pariwisata, nelayan, dan lain-lain.
Saat bermalam di DPRD Jepara, mereka berbincang bersama soal pencemaran lingkungan di Karimunjawa. Lebih lanjut, Bang Jack menerangkan akan ada audiensi pada pukul 11:00 di DPRD.
Salah satu petani rumput laut asal Karimunjawa Lafi’i menjelaskan, rumput lautnya tercemar oleh limbah dari tambak udang.
Mirisnya, ia baru mengetahui saat salah satu dosen Undip Semarang menerangkan soal pencemaran tersebut.
“Dosen Undip menerangkan bahwa perairan Karimunjawa dari bibir pantai sampai ketengah sepanjang 2 mil ini oksigen,” kata Lafi’i.
“Kandungan dalam air sudah kritis karena yang mencemari itu llimbah jangankan rumput laut, cacing laut, kerang, dan kepiting bisa mati,” sambungnya.
Lafi’i sangat kecewa lantaran mengalami kerugian gagal panen rumput laut atas limbah tersebut.
Senada dengan Lafi’i, salah satu pelaku biro wisata, Hasanudin menerangkan, adanya limbah tambak udang membuat sektor pariwisata Karimunjawa yang berkelas internasional bisa terancam.
“Mangrove sudah habis dibabat untuk tambak udang. Tambak (harusnya) tidak ada ruang di Karimunjawa. Wisatawan pada complain, kok mangrove nya hilang, airnya gatal dan segala macam,” terangnya.
Jika berbicara mengenai perekonomian, ia mengaku para pelaku wisata di Jepara sudah memikirkan perekonomian warga sekitar.
“Satu orang saja kita bisa memutarkan ekonomi di Karimunjawa. Contohnya kita membutuhkan pemandu, membutuhkan rental alat snorkeling, motor, dan lain-lain,” ungkap Hasanudin.
Bang Jack berharap agar Perda RTRW dapat segera disahkan, sehingga Karimunjawa bisa pulih.