Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Ikhtiar Membangun Wisata Sendang Kamulyan Jepara

Para pengunjung menikmati suasana Sendang Kamulyan dengan menyantap makanan yang dijual oleh warga sekitar (03/02). (KlikFakta/Nur Ithrotul Fadhilah)

KlikFakta.com, JEPARA – Geliat wisata Sendang Kamulyan yang terletak di Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan, Jepara mulai terlihat dengan banyaknya kunjungan wisatawan.

Pantauan Klikfakta.com pada Jumat (03/02), nampak pengunjung yang datang ke Sendang Kamulyan baik anak muda hingga dewasa. Kunjungan wisatawan nampak signifikan di hari libur.

Tempat wisata tersebut juga menjadi pilihan bagi para remaja yang sekadar ngobrol dengan sebaya.

Dengan suasana yang masih asri, mata pengunjung bermanjakan pepohonan hijau dan hamparan sendang atau sumber mata air.

Sendang Kamulyan juga menawarkan destinasi menaiki Perahu Bebek dan juga penyewaan ban bagi yang berniat untuk berenang.

Kini, Sendang Kamulyan mulai berbenah dan terus memperbaiki sarana prasarana. Mulai dari pembangunan spot foto yang instagramable serta tempat berkemah.

Lokasi pembangunan spot foto dan tempat berkemah (KlikFakta/Nur Ithrotul Fadhilah)

Tak sampai di situ, Sendang Kamulyan juga akan memberikan suguhan wahana outbound.

“Kita punya hutan desa yang masih teduh, selain orang bisa menikmati wahana air, nanti ada wahana outbound dan flying fox,” terang Arifin, Senior Manager wisata Sendang Kamulyan.

Mengenai camping area, Arifin menjelaskan jika sebelumnya sudah ada beberapa komunitas yang melakukan perkemahan di Sendang Kamulyan, sehingga memicu minat komunitas lain untuk berkemah di sana.

Selain itu, pembenahan fasilitas umum terus digenjot seperti pembangunan tempat bilas bagi pengunjung yang berenang.

“Saat ini kita baru sediakan beberapa tempat bilas, tapi belum mumpuni, nantinya step by step dikerjakan,” terang Arifin yang juga menjabat menjadi perangkat Desa Gemulung.

Ia juga menjelaskan jika di Sendang Kamulyan juga ada tempat yang konon menjadi tempat pemandian Ratu Kalinyamat, salah satu pahlawan perempuan di Jepara. Sehingga tempat tersebut menjadi tempat yang sakral.

“Bagi masyarakat yang ingin mandi di situ, tentunya juga akan didampingi juru kunci,” ujarnya.

Arifin mengatakan bahwa Pemerintah Desa (Pemdes) Gemulung kerap kali sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat berjualan di area Sendang Kamulyan dengan sistem sewa.

“Kami memberikan peluang penuh kepada masyarakat, khususnya warga desa gemulung untuk bisa berdagang,” jelasnya.

Arifin saat ini menjadi pelopor untuk membuka sebuah kafe di area tersebut dengan menyuguhkan berbagai cemilan dan makanan.

“Warung ini juga menampung beberapa makanan hasil dari kelompok usaha bersama dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang diolah oleh masyarakat Gemulung,” ungkapannya.

Seorang pengunjung menikmati makanan dan hamparan hutan yang asri di Sendang Kamulyan (KlikFakta/Nur Ithrotul Fadhilah)

Ia berharap jika kelompok usaha bersama punya stand tersendiri di Sendang Kamulyan, mereka dapat mempromosikan hasil karyanya.

Perihal kekhasan, Arifin menuturkan jika warga Gemulung punya usaha pengolahan tebu menjadi gula merah. Sehingga mampu menjadi peluang oleh-oleh khas bila pengemasan menarik dan baik.

“Oleh kita, mencoba bagaimana sari tebu layaknya di Wanusobo menjadi semacam jeli. Itu kita akan ujicobakan bagaimana sari tebu itu kita fermentasikan menjadi jeli atau menjadi makanan yang bisa dibikin oleh-oleh pengunjung,” jelasnya.

Pihak Pemdes Gemulung juga sudah mulai menanam pohon buah-buahan di sekitar Sendang Kamulyan seperti pohon mangga, nangka, dan lain-lain.

“Kita kasih beberapa tumbuhan, khususnya buah-buahan. Karena ini aset desa, siapapun boleh mengambil dan memetik.” kata Arifin.

Selain melalui media sosial, promosi Sendang Kamulyan pun melalui sosialisasi pada komunitas dan beberapa sekolah.

Rencananya, Pemdes Gemulung akan menawarkan paket study tour dengan tujuan akhir di Sendang Kamulyan.

Tak hanya mengunjungi tempat wisata, namun dalam study tour tersebut akan memberikan wawasan mengenai Sendang Kamulyan dan edukasi membuat gula merah dari tebu.

Arifin menerangkan, sumber dana pengembangan Sendang Kamulyan berasal dari pengalokasian dana percepatan pembangunan kelurahan. Hal ini menurut hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenngbangdes).

“Kita mendapatkan kurang lebihnya 250 juta, rencananya untuk memagar tanah bondo (harta) desa yang luasnya kurang lebih 1,4 hektar,” ungkapannya

Pemagaran kekayaan desa tersebut berkaitan dengan adanya retribusi dengan harapan dapat menjadi pendapatan asli desa untuk kesejahteraan masyarakat.

Ia juga menjelaskan jika sudah ada rencana menuliskan bantuan keuangan dalam Anggaran pendapatan dan belanja Daerah (APBD) sekitar 200 juta untuk pavingisasi di area Sendang Kamulyan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *