Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Kudus Sasar 2.599 Siswa di Empat Sekolah

Sejumlah siswa menyantap makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/aa.

KlikFakta.com, KUDUS – Empat sekolah di Kudus sudah ditunjuk jadi sasaran pelaksanaan uji coba program makan bergizi gratis (MBG).

Yakni, SD Negeri 2 Wergu Wetan, SDIT Umar Bin Khattab, MTs Negeri 1 Kudus, dan SMP Negeri 1 Gebog. Dari empat sekolah ini ada 2.599 siswa.

Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus Anggun Nugraha menjelaskan, penunjukan empat sekolah tersebut berdasarkan hasil rapat bersama dengan sekretaris daerah (sekda) Kudus belum lama ini.

”Kami sudah koordinasi dengan kepala sekolah untuk menyiapkan siswanya. Sedangkan kami dari Dinas Penididikan mempersiapkan teknis pelaksanaannya,” ujar Anggun kemarin (10/9).

Pelaksanaan uji coba program makan bergizi gratis rencananya akan berlangsung selama empat hari.

”Nanti masing-masing sekolah pelaksanaannya empat hari. Jadi tingkat SD dilaksanakan empat hari dan SMP juga dilaksanakan selama empat hari,” paparnya.

Sementara terkait teknis pengadaan menu makanan, Anggun mengaku akan mendiskusikannya lebih lanjut.

Pemkab Kudus belum menentukan akan menggandeng pengusaha katering atau memberdayakan dapur sekolah.

”Sekolah yang ada fullday atau boarding kan punya dapur sekolah, seperti MTs Negeri 1 Kudus dan SDIT Umar Bin Khattab. Artinya, metode pelaksanaan makan siang gratis itu, efektif dapur sekolah atau katering, belum diputuskan,” terangnya.

Jadwal pelaksanaan uji coba program makan bergizi gratis rencananya akan berlangsung mulai 30 September hingga 3 Oktober.

Sementara terkait alergi siswa, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Nuryanto mengatakan telah mendapat datanya. Seperti siswa yang alergi telur, daging, udang, dan lainnya.

”Saat ini data sudah kami serahkan ke Disdikpora. Kami juga masih menyusun menu bergizi lengkap. Pada intinya nanti, kebutuhan gizi untuk siswa SD dan SMP sederajat berbeda,” ujarnya.

“Kami sudah mempertimbangkan dan membuat indeks makanan sehat untuk siswa SD dan SMP, karena kebutuhan gizinya berbeda,” ungkapnya.

 

Sumber: Radar Kudus

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *