KlikFakta.com, JEPARA – Pendekatan lewat sosial media menjadi salah satu cara jitu untuk tangkal radikalisme. Terutama di kalangan milenial, sebab kampanye di media sosial menarik atensi mereka.
Dekan Fakultas Hukum dan Syariah Unisnu Jepara Mayadina Rohmi Musfiroh menerangkan, saat ini millenial menjadi kelompok potensial baik ke arah radikalisme maupun moderat.
“Karena usia begitu sedang pencarian identitas mereka masih bisa mudah dipengaruhi dengan narasi-narasi radikal atau harmoni,” terangnya beberapa waktu lalu.
Pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jepara tersebut menerangkan, perlu strategi masif dan multivariat seperti penggunaan media yang lebih menarik perhatian.
“Kalau bicara sasaran millennial dan gen z, dialog yang sangat formal itu kurang tepat. Dialog formal itu segmennya kan yang udah baby boomer yang lahir 70-an kalau gen Z perlu kreativitas menggunakan media yang bisa dilihat secara langsung,” terangnya.
“Kalau hanya sekedar omongan saya kira kurang,” sambungnya.
Mengenai kondisi Jepara ia menyebut belum ada yang pernah membicarakan mengenai indikasi keterlibatan generasi milenial pada radikalisme.
“Rencananya FKPT akan menyusun riset potensi ekstrimis radikalis atau potensi intoleran untuk yang gen z,” katanya.
Mayadina menambahkan menumbuhkan nilai-nilai toleransi tak hanya dalam hubungan agama, melainkan dalam segala aspek. Sehingga penting mulai ditumbuhkan sejak dini. Jika nilai intoleransi sudah menguat akan menjadikan sikap keras yang mengarah radikalisme.
Mengenai penyebab intoleransi di kalangan milenial, Mayadina menyebut ada beberapa faktor.
“Dalam beberapa teori tidak ada penyebab tunggal ada faktor kesenjangan dan ketidakadilan, faktor afiliasi sosial, diskriminasi, alienasi dan pengasingan,” terangnya
FKPT Jepara masih pada taraf sosialisasi dan membangun relasi dengan stakeholder, lanjut dia, sehingga perlu adanya upaya masif dalam pencegahan.
Pihaknya juga mulai mengajak khususnya lembaga pendidikan untuk menangkal radikalisme, sebab di pendidikan cukup mengkhawatirkan.
“Menggandeng lembaga pendidikan, melihat kurikulumnya, saya kira mengajak semua pihak yang ada di Jepara,” pungkasnya.