Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Capaian Vaksinasi Booster Kedua di Jepara Masih Rendah, Dinkes Jepara Lakukan Ini

Para lansia menerima vaksinasi dosis kedua di puskesmas Kedung 1, Jepara pada (24/04/2021) (KlikFakta/Puskesmas Kedung 1)

KlikFakta.com, JEPARA – Kabupaten Jepara masih kesulitan mencapai target vaksinasi booster kedua. Sampai 27 Januari 2023, capaian vaksinasi booster kedua masih di angka 2,17 persen atau 1.614 orang.

Enggan jika tidak ada keperluan sampai kurang percaya amannya vaksin menjadi alasan bagi masyarakat untuk menunda vaksin.

Dengan rendahnya capaian, pemerintah mau tidak mau harus memutar pikiran untuk meningkatkan minat masyarakat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jepara, dr Eko Cahyo Puspeno menjelaskan pihaknya berusaha meningkatkan minat vaksinasi booster kedua pada masyarakat melalui edukasi.

“Kita sudah sering melalui penyuluhan-penyuluhan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, klinik, ataupun melalui media yang ada,” terangnya.

Selain penyuluhan, edukasi tentang vaksin aman dan halal juga melalui pemanfaatan media baik online, cetak, dan media sosial.

Selain itu, Eko mengatakan perlu adanya dukungan dari lintas sektoral untuk mendongkrak capaian vaksinasi.

“Jadi kuncinya di sini ada berbagai sektor yang harus dilibatkan, tak terkecuali tokoh masyarakat, contohnya ada tokoh agama,” kata Eko.

Menurutnya, jika tokoh masyarakat yang pertama vaksin, maka rasa kepercayaan masyarakat terhadap vaksin booster kedua akan tumbuh.

Sebelumnya, pihaknya menarik minat masyarakat melalui undian berhadiah.

“Upaya menarik minat yang sudah pernah kita lakukan beberapa waktu lalu, sampai mengadakan undian berhadiah dan bekerjasama dengan sponsorship. Ada hadiah sepeda motor dan hadiah lain-lain,” ujar Eko.

“Waktu lalu, kita ada (pemberian) minyak goreng dan macam-macam (hadiah). Tapi dengan seperti itu terus khawatir masyarakat kurang terdidik,” tambahnya.

Pihaknya berharap masyarakat mau vaksinasi booster kedua di Jepara karena adanya kesadaran, bukan karena hadiah.

Firda (20), warga desa Mayong, Jepara mengaku enggan vaksinasi booster kedua lantaran takut pada efek sampingnya. Ia merasa sudah cukup dengan vaksin booster dosis pertama.

“Soalnya pas vaksin ke-3 itu badanku panas, terus pegal di area lengan. Padahal aku udah sarapan, tapi tidak tau kenapa ada efek seperti itu,” ujar Firda.

Menanggapi hal tersebut, Eko menerangkan jika vaksinasi sebenarnya sama seperti imunasi pada bayi. Terkadang ada orang yang mengalami gejala-gejala ringan setelah vaksin.

“Gejala-gejala ringan contohnya nyeri di tempat suntikan, demam ringan, tetapi itu justru adalah reaksi yang normal. Ketika ada antigen masuk, maka tubuh akan membentuk antibodi dengan gejala seperti itu,” terangnya.

Ia menjelaskan jika saat seperti itu, berarti vaksin bekerja. Sekarang yang perlu dipikir bukan keluhan ringannya, tetapi manfaat besar setelah vaksin booster kedua.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *