KlikFakta.com – Pasca lebaran, fasilitas kesehatan hampir selalu penuh oleh masyarakat yang berobat.
Bukan tanpa alasan, perubahan pola makan, kurangnya istirahat, hingga aktivitas fisik berlebih menjadi beberapa pemicu datangnya penyakit.
Salah satu sakit yang sering dialami setelah lebaran adalah diare. Biasanya, banyak orang cenderung menganggap lebaran jadi momen ‘balas dendam’ usai sebulan berpuasa.
Jajanan yang banyak disajikan, pilihan makanan yang syahdu, sampai slalu berganti makanan tiap bertamu ke rumah saudara atau tetangga membuat pola makan tidak sehat sulit dihindari.
Bahkan beberapa daerah mencatat adanya lonjakan tinggi kasus diare usai lebaran. Seperti halnya Jawa Timur.
“Kasus diare sering kali meningkat terutama pasca puasa pada bulan ramadhan dan lebaran lalu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim), dr. Erwin Astha Triyono, Senin (7/4/2025), sebagaimana dilansir dari Ketik.
Melansir dari CNNIndonesia, ada lima penyebab diare, meliputi:
Makanan pedas
Makanan pedas bisa memicu iritasi pada sistem pencernaan. Apalagi bila dimakan dalam jumlah yang berlebih.
Seperti diketahui, makanan pedas tidak bisa dilepaskan dari keseharian orang Indonesia. Terlebih di momen lebaran yang mana rendang, sambal goreng, bakso, dan berbagai makanan lain bercitarasa pedas kerap jadi pelengkap.
Mengatur seberapa banyak makanan pedas yang harus dikonsumsi dan memahami batas diri masing-masing bisa jadi langkah pencegahannya.
Makan terlalu banyak
Makan melebihi porsi sehari-hari jadi hal umum saat lebaran. Setiap bertamu pasti tuan rumah akan bilang “monggo (silahkan) makanannya, memang cuma segini”. Padahal ‘segini’ yang dimaksud bisa melebihi kapasitas meja tamu.
Padahal diketahui makan berlebihan bisa memicu gangguan pencernaan hingga menyebabkan diare.
Perubahan pola makan
Selama kurang lebih sebulan berpuasa, tubuh terlatih untuk mengatur pola makan di saat sahur dan berbuka saja. Namun semua berubah ketika bulan berganti.
Memasuki Syawal, orang-orang mulai makan normal pagi-siang-malam ditambah saat bertamu atau berwisata.
Bagi beberapa orang, perubahan drastis ini bisa mengganggu keseimbangan bakteri di usus yang berujung pada diare.
Stres
Aktivitas fisik yang melelahkan secara mendadak, aktivitas sosial yang juga tidak putus bukan tidak mungkin menyebabkan orang stres.
Diketahui, stres bisa memicu perlambatan sistem pencernaan yang muaranya jadi diare.
Makanan tidak bersih
Beli makanan di luar jadi hal wajar ketika mudik ataupun berwisata. Tak jarang kualitas kebersihan makanan diragukan. Belum lagi jika diri sendiri tidak menjaga kebersihan sebelum makan.
Hal ini memungkinkan bakteri masuk ke mulut lalu ke pencernaan hingga mengakibatkan diare.
Ada beberapa upayabyang bisa dilakukan jika sudah terlanjur diare. Melansir dari website resmi RS Pusat Pertamina, ini meliputi:
- Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk diare.
- Konsumsi obat diare.
- Konsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sup, dan roti.
- Hindari konsumsi kafein dan alkohol karena dapat memperburuk diare.