KlikFakta.com, PATI – Pemerintah Kabupaten Pati berencana mengkaji aturan penggunaan sound horeg ketika karnaval. Hal ini lantaran masalah yang timbul akibat penggunaan sound besar itu.
Melansir dari Suara Merdeka Muria, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pati Jumani menyebuy pihaknya akan membahas masalah sound horef dalam rapat forkopimda.
“Soal sound horeg itu termasuk dengan satu materi yang akan dibahas dalam rapat forkopimda (forum komunikasi pimpinan daerah),” kata Jumani.
Terkait kemungkinan pelarangan, dia menyebut akan melihat dari hasil rapat forkopimda tersebut.
Jumani menjelaskan rapat tersebut juga akan menganalisa potensi resiko saat menggunakan rangkaian sound dalam truk itu pada acara karnaval.
“Namun akan dilihat nanti hasilnya bagaimana, akan dianalisa resiko dan sebagainya, dan itu menjadi dasar kita untuk menentukan (dilarang apa bukan,Red),” imbuhnya.
Jika memang perlu, maka penggunaan sound horeg saat karnaval akan dilarang.
Sebelumnya viral di media sosial kasus seorang ibu bernama Sukati di Desa Waturoyo, Pati nyaris jadi bulan-bulanan rombongan sound horeg.
Pada Minggu (11/8) ada rombongan karnaval membawa sound horeg keliling perkampungan. Ketika melintas rumahnya, Sukati mengarahkan selang air ke rombongan karnaval karena merasa terganggu dengan suara keras.
Tindakan ibu tersebut, membuat peserta karnaval tidak terima sehingga sempat terjadi kericuhan kedua belah pihak. Namun, kejadian tersebut tidak sampai fatal.
Melansir dari Kompas.com, Sukati khawatir kerasnya suara merusak rumahnya. Ia pun sudah berupaya melakban kaca-kaca jendela rumah.
“Suara sound horeg sangat keras. Dada saya sakit dan rumah tua saya serasa mau roboh. Mereka saya minta jangan berhenti di depan rumah, tapi tidak digubris. Akhirnya saya semprotkan air dari selang. Itu pun airnya tidak besar. Tujuan saya cuma agar mereka segera pergi. Tapi mereka tidak jalan-jalan, malah tidak terima karena saya semprot air,” terang Sukati.
Pemerintah Desa Waturoyo bersama TNI-Polri melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas telah memediasi Sukati dengan perwakilan panitia karnaval di Balai Desa Waturoyo. Senin (12/8/2024) pagi.
Setelah proses mediasi cukup panjang, akhirnya kedua belah pihak sepakat menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.
Peserta karnaval meminta maaf atas perbuatannya dan akan mengganti bagian rumah Sukati yang sempat dirusak yaitu fiber penutup gerbang.