Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Hasil Penelitian DBD di Jepara Sudah Keluar, Ternyata Ini Penyebab Wabah DBD!

Kemenkes menggandeng Badan Laboratorium Nasional Salatiga dan Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Banjarnegara melakukan penelitian terhadap virus DBD di Jepara sejak Rabu (6/3/2024)

KlikFakta.com, JEPARA – Hasil penelitian yang dinanti-nanti tentang lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jepara dari Kementerian Kesehatan akhirnya keluar.

Sebelumnya, wabah demam berdarah sempat menjangkiti ratusan orang dan menelan 12 korban jiwa di awal tahun ini sempat membuat geger.

Dari hasil penelitian serotipe, fatalnya kasus DBD di Jepara itu lantaran virus DBD yang menyebar adalah dengue 3. Yang mana menjadi serotipe paling ganas bersama dengue 4.

”Itu yang berpotensi terjadinya dengue shock syndrome (DSS), bahkan sampai meninggal. Artinya, kecurigaan kami salah satu penyebab DBD ini banyak yang meninggal, karena memang serotypenya yang ganas,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mudrikatun melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eko Cahyo Puspeno, Jumat (29/3/2024).

Penelitian kemenkes mengambil serotipe virus dari sampel darah pasien di 6 rumah sakit di Jepara. Pengujian itu terbagi dalam dua tahap.

Tahap pertama mengambil 237 sampel dan hasilnya sudah keluar. Rupanya, sebagian besar pasien terjangkit serotipe dengue 3.

Selain hasil pengujian serotype, hasil penelitian tentang virologi pada nyamuk dan jentik yang berkembang biak di Jepara juga sudah keluar.

Di Desa Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamatan dan Bugel, Kecamatan Kedung ditemukan virus dengue 3 sudah terkandung pada tubuh nyamuk dan jentik.

”Maknanya, kalau ditemukan virus pada jentik, ini berarti saat jadi nyamuk dewasa, tanpa menggigit penderita DBD terlebih dahulu, mereka sudah membawa virus,” terang Eko.

Namun hal ini tidak ditemukan di wilayah lain yang jadi lokasi pengujian. Yakni di Desa Kuwasen, lalu Karanggondang dan Suwawal di Kecamatan Mlonggo.

”Itu tidak ditemukan pada tubuh nyamuk dan jentik-jentik,” imbuh Eko.

Saat ini, pihaknya masih menanti hasil penelitian terkait resistensi nyamuk untuk mengetahui seberapa kebal nyamuk aides aegypti di Jepara terhadap insektisida. (adv)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • What i do not realize is in fact how you are no longer actually much more wellfavored than you might be right now Youre very intelligent You recognize thus considerably in relation to this topic made me in my view believe it from numerous numerous angles Its like men and women are not fascinated until it is one thing to do with Lady gaga Your own stuffs excellent All the time handle it up