KlikFakta.com – Tahun 2024 baru masuk bulan ketiga, namun catatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Tengah sudah setengah dari total kasus DBD tahun lalu. Belum lagi jumlah kematian yang hampir sama banyaknya dengan catatan kasus tahun kemarin.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah mencatat ada 90 orang yang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2024. Kasus terbanyak ada di Kabupaten Jepara dengan 20 kematian.
“90 kasus meninggal tersebar di 35 kabupaten/kota ya memang ada angka kenaikan tapi data yang dilaporkan kebanyakan di e-report jadi kebanyakan puncak kasusnya terjadi di Januari-Februari,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jateng, Irma Makiah, Selasa (26/3/2024). Dilansir detikJateng.
Berkaca dari kasus epidemi DBD di Jepara, kebanyakan korban meninggal adalah anak usia 5 sampai 14 tahun.
“Kebanyakan anak-anak ya 5-14 tahun ya. Sebagian besar yang di Jepara seperti itu. Anak-anak itu yang pertama lebih mudah jatuh ke syok. Anak-anak kadang nggak tahu ya kalau sakit untuk bilang atau apa. Jadi kepekaan orang tua sangat berpengaruh dan tentu saja imunitasnya kan berbeda dengan orang biasa,” jelasnya.
Dinas Kesehatan mencatat, kasus meninggal terbanyak ada di Jepara disusul Kendal.
“Yang paling banyak memang kemarin Jepara ya 20 kasus sama Kendal 15,” ucapnya.
Sementara catatan kasus DBD terbanyak ada di Grobogan dengan 286 kasus dari total 3.283 kasus di Jateng.
Secara umum ada tren peningkatan kasus DBD di Jawa Tengah.
Pasalnya sepanjang tahun 2023 kemarin kasus kematian mencapai 114 orang dengan total kasus 6.500 kasus. Sementara di bulan ketiga tahun 2024, kasusnya sudah hampir setengahnya.
“Kasusnya ini kan sepanjang 2023 kan 6.500 kasus. 2024 ini baru sampai Maret, triwulan 1 itu sudah 3.000 kasus. Tapi ini kita masih audit karena kan belum tentu semua DBD. Bisa jadi demam tinggi juga masuk laporan,” tuturnya.