KlikFakta.com, JEPARA – Ancaman krisis pangan dan energi secara global semakin menguat. Apalagi pasca pandemi Covid-19 hingga perang Ukraina – Rusia berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah tengah mendorong peningkatan produktivitas pertanian termasuk di Kabupaten Jepara.
Hal ini terungkap dalam dialog Jaring Asmara “Peningkatan Produktifitas Pertanian di Jepara”, oleh Ketua DPRD Jepara Haizul Maarif, pada Kamis (30/6/2022), di Radio Kartini FM Jepara.
Mendampingi yaitu Sekretaris Dinas (Sekdin) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara Sujima.
“Dunia saat ini sedang mengalami krisis pangan dan energi. Adanya pandemi dan perang juga berdampak besar bagi ekonomi global. Untuk itu Presiden Joko Widodo datang untuk membawa perdamaian ke Ukraina dan Rusia. Sehingga keadaan dunia akan kembali kondusif,” kata Haizul.
Terkait prediksi dampak krisis pangan dan energi, pemerintah harus memastikan kebutuhan pangan mencukupi. Jika sampai terjadi, pemerintah harus bekerja sama mencari solusi kebijakan sesuai kebutuhan masyarakat. Salah satunya melalui diversifikasi pangan, agar tidak tergantung pada satu komoditas pangan.
“Kami mengapresiasi Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta yang sudah berkeliling ke lumbung-lumbung pangan untuk memastikan Jepara tetap surplus beras. Namun hal ini harus didukung dengan data dan potensi yang ada,” kata dia.
PIhaknya yakin saat ini pemerintah sudah siap jika suatu saat terjadi krisis pangan. Lantaran luas lahan pertanian di Jepara dapat dimaksimalkan untuk stabilitas komoditas beras.
Sekdin DKPP Jepara Sujima mengatakan, selain meningkatkan komiditas beras, Jepara juga mempunyai potensi untuk melakukan diversifikasi pangan. Masyarakat bisa memanfaatkan lahan untuk tanaman pangan lainnya, seperti jagung dan ketela pohon.
“Meskipun saat ini jagung banyak diserap untuk kebutuhan industri pakan ternak. Namun, ternak ini akan kembali untuk untuk memenuhi kebutuhan pangan kita,” kata dia.
Terdapat banyak jenis ubi kayu dan komoditas lain di Jepara. Komoditas ini, kata Sujima, dapat dijual ke pabrik untuk diolah menjadi tepung tapioka.
Jenis kacang di Jepara juga dapat menjadi makanan alternatif, lanjutnya, karena meskipun kecil rasanya terbilang lebih enak dari kacang daerah lain.
“Mulai dari sekarang, masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam bermacam-macam sayuran dan buah-buahan. Bisa mengunakan pot atau polibek,” katanya.