Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Berikut Penyebab Jepara Kembali ke Level 3 PPKM Jawa – Bali

Asisten I Sekda Jepara Dwi Riyanto.

KlikFakta.com, Jepara – Kabupaten Jepara kembali ke level 3 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa – Bali. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2021, tentang PPKM Corona Virus Disease 2019. 

Hal ini disampaikan Asisten I Sekda Jepara Dwi Riyanto, saat membuka kegiatan Pencanangan Pelayanan KB dan Kesehatan Repruduksi Mitra Kerja, pada Selasa (5/10/21), di Gedung Shima Jepara. 

Disampaikan Dwi Riyanto, Instruksi ini ditandatangani langsung Mendagri Tito Karnavian pada tanggal 4 Oktober 2021. Mulai diberlakukan tanggal 5 hingga 18 Oktober 2021. 

“Mulai hari ini kita kembali ke level 3 PPKM Jawa – Bali, artinya kita perlu kerja keras lagi dan dukungan seluruh masyarakat untuk menurunkan Covid-19,” ungkap Dwi. 

Disampaikan Dwi, ada beberapa indikator yang menyebabkan Jepara kembali ke level 3. Salah satunya capaian vaksinasi khususnya bagi para lansia di Kota Ukir masih sangat rendah. Padahal, untuk bisa bertahan di level 2, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota capaian vaksinasinya harus lebih dari 50 persen. Tidak hanya itu, dari jumlah tersebut 40 persen minimal para lansia.  

“Ini adalah indikator baru yang menjadikan Jepara turun dari 2 ke level 3. Untuk itu, saya mendorong agar terus bergerak dan rajin melaksanakan vaksinasi,” kata dia. 

Saat ini, Kabupaten Jepara terus memacu program percepatan vaksinasi. Hingga tanggal 30 Sptember 2021 tercatat cakupan vaksinasi dosis 1 sebanyak 27,8 persen dan dosis 2 sebesar 16,2 persen. 

“Saya berharap dukungan semua pihak dalam pencapaian target vaksinasi yaitu 70 persen untuk dosis 1. Sedangkan 60 persennya adalah untuk lansia,” kata dia.  

Disampaikan, masuk level 3, artinya ada pembatasan-pembatasan yang lebih ketat lagi. Pemkab Jepara akan berupaya menyesuaikan hal tersebut.  

(Ferdi)

Hingga saat ini, jumlah saat ini terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 60 orang (0,32 persen), dari total kasus sebanyak 18.630 orang. Sebanyak 17.562 orang (94,27 persen) dinyatakan sembuh, dan 1.008 orang meninggal dunia.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *