Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Wakil Rakyat di Jepara Angkat Bicara Soal Megaproyek Embung (penelusuran seri-4)

Salah satu titik yang sudah ambrol pada bangunan embung kali mati yang beranggarkan puluhan miliar. (KF-089)

klikFakta.com, JEPARA – Megaproyek embung kali mati, turut Kelurahan Bapangan Kecamatan Kota Jepara sampai saat ini proses pengerjaan belum tuntas, meski dijadwalkan dan ditargetkan selesai di akhir tahun 2017 lalu.

Sejak diangkat klikFakta.com menjadi liputan khusus, megaproyek tersebut kini mulai disorot sejumlah pihak. Salah satunya Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Pratikno.
Ia menyatakan bahwa pihaknya turut mengkritik mutu kualitas bangunan embung kali mati. Menurut dia, dari hasil penglihatannya, mutu kualitas bangunan tidak bagus sehingga rentan terjadi kerusakan.
“Yang kami tidak cocok itu mutu kualitas bangunan yang tidak bagus. Kami memberi kritik itu, meski secara kewenangan memang itu bukan di tingkat Kabupaten,” ujar Pratikno kepada klikFakta.com, Senin (5/3/2018).
Menurutnya, dengan anggaran yang tidak sedikit, semestinya mutu kualitas bangunan juga bagus. Apalagi nantinya embung tersebut akan menampung air dari aliran sungai, sehingga rentan terjadi kerusakan apabila volume air tinggi.
Ia bercerita, jika dirinya mewakili DPRD Jepara ikut melakukan survey ke lokasi pembangunan embung bersama pihak-pihak terkait, terutama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Tengah. Meski begitu, pihaknya mengaku tidak banyak mengetahui seluk beluk lebih dalam mengenai pembangunan megaproyek embung tersebut.
Tim klikFakta.com, pada Senin (5/3/2018) kembali memantau kondisi terkini dari pelaksanaan embung beranggarkan puluhan milir rupiah tersebut. Dari pantauan, ada belasan pekerja yang melakukan pekerjaannya di lokasi embung.
Dibanding desain rencana pembangunan embung, yang sudah terbangun masih jauh dari sempurna. Terlihat masih banyak tumpukan tanah baik yang ada di sepanjang jalur embung maupun di sekitar embung. Selain itu, proses pengecoran pun juga belum semuanya. Terlihat masih banyak material seperti besi dan pasir yang tak beraturan.
Dengan adanya aktifitas pekerja disana sampai saat ini, menunjukkan pekerjaan berlanjut. Padahal masa kerja atau kontrak telah selesai di akhir 2017 lalu. Lantas bagaimana sebetulnya yang terjadi?

NANTIKAN ulasan hasil penelusuran seri berikutnya, dengan tema utama tentang nasib megaproyek embung kali mati Jepara.
(Redaksi / Wahyu KZ)


Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *