Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Kemiskinan di Jateng Lebih Tinggi Dibanding Nasional

Ilustrasi kemiskinan (Freepik)

KlikFakta.com – Survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2024 menyatakan masih ada 10,47 persen atau 3,7 persen warga Jateng yang berada di bawah garis kemiskinan.

Presentase ini lebih besar dari nasional yang mencapai 9,03 persen.

Dilansir dari TribunBanyumas.com, Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengaku tingginya angka kemiskinan menjadi tantangan besar yang harus segera ditangani dalam sisa masa jabatannya.

Ia menyebut beberapa daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah akan menjadi prioritas dalam intervensi program pengentasan kemiskinan.

“Beberapa daerah yang memang selama ini masih memiliki tingkat kemiskinan tinggi, akan coba kita ranking dari 35 kabupaten/kota. Daerah seperti Brebes, Banjarnegara, dan Wonosobo merupakan daerah-daerah yang menjadi perhatian,” ujarnya di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, pada Kamis (19/12/2024).

Lebih lanjut ia memastikan akan mengarahkan bantuan seperti hibah dan rumah tidak layak huni (RTLH) ke daerah-daerah tersebut.

Nana juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mendapatkan arahan dari pemerintah pusat untuk menekan angka kemiskinan, setidaknya di bawah angka nasional.

Targetnya adalah menurunkan angka kelompok penduduk miskin dan miskin ekstrem.

“Tahun 2025 kami harapkan kemiskinan ini turun di bawah 10 persen, kalau bisa 9 koma sekian. Ini target yang kita upayakan supaya optimal,” tuturnya

Menurut BPS, garis kemiskinan di Jawa Tengah pada Maret 2024 berada di angka Rp 507.001 per kapita per bulan. Sehingga, individu yang memenuhi kebutuhan bulanan di bawah angka tersebut dikategorikan sebagai miskin.

Nana menambahkan bahwa angka kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah telah menurun secara bertahap.

Meskipun relatif rendah, angka kemiskinan ekstrem masih terdapat di 17 kabupaten/kota dari total 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

“Jadi kemiskinan itu kan berbagai 2 kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. Kemiskinan ekstrem saya sampaikan ini memang sudah banyak menurun dari 1,9 persen, sekarang 1,1 persen, tetapi nanti di awal Januari 2025 kami yakin sudah di 0,80 persenan angka kemiskinan ekstrem,” beber dia.

Share: