Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Dunia Olahraga Kudus Berbenah, Pengurus KONI Harus Berjiwa Olahraga

KlikFakta.com, KUDUS – Dunia olahraga di Kabupaten Kudus terus berbenah pasca terpaan kasus korupsi mantan ketua KONI (Komisi Olahraga Nasional Indonesia) Kudus.

Salah satu bukti nyata adalah Persiku yang kini berhasil masuk ke Liga 2 Indonesia.

Terkait pembenahan ini, Ketua Komisi A DPRD Kudus sekaligus mantan ketua KONI periode 2010-2014 dan 2014-2018, Rinduwan menyarankan agar setiap pengurus KONI memiliki jiwa olahraga.

“Kita lihat saja kalau ada pengurus yang punya jiwa olahraga, pasti ada prestasinya, beda kalau pengurusnya asal-asalan, pasti tidak mungkin bisa dapat. Memang pada dasarnya harus punya jiwa olahraga kalau mau berprestasi, kalau tidak ya tidak akan pernah dapat juara,” jelasnya saat ditemui di gedung DPRD Kudus pada Senin (8/7/2024).

Menurutnya, seorang pengurus haruslah individu yang hobi olahraga. Dengan demikian pengurus memahami betul langkah yang harus diambil untuk mengembangkan potensi atlet.

“Jika tidak punya dasar suka olahraga ya susah, ibarat kalau pas kepepet tidak ada anggaran akan bingung tidak bisa apa-apa, kalau hobi kan tetep bisa menyelenggarakan latihan. Kudus itu gudangnya atlet, dari dulu paling banyak menyumbang atlet PON maupun masuk seleksi tingkat nasional,” tegasnya.

Ia mencontohkan pada masa kepemimpinannya, seluruh pelatih dan pengurusnya disibukkan dengan program-program dan evaluasi untuk meraih target prestasi.

“Kalau dalam cabor programnya ada banyak tapi tidak tercapai, berati harus ada evaluasi kekurangannya di mana. Kenapa waktu saya dulu bisa masuk 5 besar, karena saya betul-betul memperhatikan pembinaan. Saya memberikan bantuan pembinaan kepada pengcab. Saya tanya, apa yang akan didapat dan ditargetkan serta evaluasi dan rapat harus ada setiap bulan,” kata Rinduwan.

Lebih lanjut, ia menerangkan evaluasi rutin digelar tiap bulannya untuk berbenah. Evaluasi itu akan semakin gencar menjelang kompetisi.

“Setelah 3 bulan menjelang lomba, evaluasi tiap 2 minggu sekali, setelah hampir kurang 1 bulan, hampir setiap minggu evaluasi. Karena tolak ukur kita pertama adalah Popda walaupun itu dinas pendidikan, kedua Junior U-17,” katanya.

“Lalu Porprov adalah tolak ukurnya kegiatan tahunan 4 tahun sekali yang diperhatikan seluruh Jawa Tengah, maka dari itu evaluasi adalah hal paling penting, jangan sampai hanya jadi tongkrongan Pengcab,” lanjutnya.

Maka dari itu, sebagai mantan ketua, ia menyarankan agar KONI dan seluruh Pengcab yang sekarang agar dapat bersinergi membangun dunia olahraga di Kudus kembali menjadi unggulan.

“Pembinaan atlet tidak boleh berhenti, harus berkesinambungan. Kalau berhenti nanti habis, latihannya gimana, gizinya gimana, keadaan rumahnya bagaimana, itu penting diperhatikan,” paparnya.

Pihaknya mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama-sama membangun olahraga di Kudus. Mulai dari berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik agar Kudus memiliki banyak atlet yang berprestasi.

“Saran saya untuk Pengcab dan KONI yang baru untuk meningkatkan olahraga di Kudus yakni dengan berkomunikasi dengan baik antar Pengcab dan stakeholder membangun kembali target untuk berprestasi,” tandasnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *