Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pemkab Jepara Sukses Turunkan Stunting, Layanan Prioritas Diperluas ke 70 Desa

Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko saat memberi materi dalam kegiatan Rembuk Stunting yang berlangsung pada Kamis (14/3/2024) di Gedung Ratu Shima, Jepara

KlikFakta.com, JEPARA – Pemerintah Kabupaten Jepara tahun ini memperluas cakupan layanan prioritas penanganan stunting ke 70 desa/kelurahan.

Jumlah itu naik dari alokasi tajun ssbelumnya di 60 desa/kelurahan.

Hal tersebut dikatakan Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko saat memberi materi dalam kegiatan Rembuk Stunting yang berlangsung pada Kamis (14/3/2024) di Gedung Ratu Shima, Jepara.

“Layanan prioritas penanganan stunting kita perluas ke 70 desa/kelurahan. Kita perkuat upaya mitigasinya. Sebisa mungkin menuju zero, jangan ada penambahan anak stunting,” kata Edy.

Pria yang juga Sekda Jepara itu mengatakan, dari pelayanan prioritas yang telah dilakukan di 60 desa/kelurahan, terdapat 9 desa/kelurahan yang hampir nol penambahan baduta (di bawah dua tahun) stunting-nya. Catatan itu berkontribusi terhadap penurunan total stunting di Jepara.

“Yaitu dari 7.227 kasus pada tahun 2022, menjadi 4.175 anak pada akhir tahun 2023,” kata Edy Sujatmiko saat mengutip data aplikasi e-PPGBM.

Dia menyebut, keberhasilan Jepara menjadi yang terbaik dalam penurunan prevalensi stunting di sekitar Muria, merupakan hasil jerih payah bersama hingga di desa, mulai dari petinggi, RT dan RW, serta PKK dan kader kesehatan, termasuk dalam menggunakan dana desa.

Dia meminta sinergi yang telah terbangun makin diperkuat.

Terkait penganggaran APBDes untuk penanganan stunting, dia meminta para camat memberikan fasilitasi dan mengoordinasi seluruh desa/kelurahan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara Pratikno menekankan pentingnya sosialisasi penanganan stunting melalui lembaga pendidikan.

“Jangan terlambat, karena penanganan stunting ini harus kita lakukan jauh sebelum kelahiran, melalui remaja putri di sekolah,” kata Pratikno. (adv)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *