Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Kedai Seblak Mbak Zum: Perjalanan Panjang Zumiroh Hingga Raup Omzet Jutaan Rupiah

Potret keluarga Zumiroh pemilik kedai seblak Mbak Zum (Foto: Istimewa)

KlikFakta.com, JEPARA – Zumiroh (39), pemilik kedai seblak mbak zum yang saat ini meraup untung hingga 9 juta perhari penuh perjuangan yang panjang. Ia pun sempat menyerah dan bertekad menutup kedainya, namun dukungan suami menjadi pemicunya untuk berjuang kembali.

Zum, sapaan akrabnya, mulai menjual seblak di awal tahun 2020. Berawal dari kesukaanya memasak, ia mulai mencoba beraneka ragam makanan salah satunya seblak.

Sebelum 2020, ia memulai peruntungan dengan menjual mie ayam, bakso, geprek, hingga sosis goreng. Sempat ingin menyerah sebab ia harus menyiapkan jualannya seorang diri dan mengasuh anak-anaknya.

“Pagi-pagi saya habis mengantar anak sekolah, terus ke pasar. Beli bahan buat jualan. Saya lakukan sendiri. Suami saya merantau soalnya,” jelas ibu empat anak tersebut.

Saat mulai menjual seblak, ia hanya menghargai 5000 rupiah dan mendapat respon positif utamanya dari para teman-temannya.

“Dulu seblak seharga lima ribu dan teman-teman bilang enak. Banyak yang minat,” katanya.

Musim hujan membuat Zum merasa ingin menyerah, sebab jualannya tak laku banyak.

“Pernah mau menyerah pas musim hujan tidak ada pembeli, hujan-hujan akhirnya nekad delivery,” ungkap Zum.

Ia menerangkan, awal-awal berkembang pesat di tahun 2021 dengan omset sekitar 3 jutaan dan bisa laku sampai 100 porsi.

“Saat ini rata-rata 8 juta dengan karyawan 15,” ujarnya.

“Kalau ramai di hari jumat-minggu bisa menyentuh omzet sampai 9 juta. Pembeli ramai,” sambungnya.

Ia pun berkenan jika harus mengantarkan makanan meski hanya membeli sejumlah 10.000.

“Prinsip saya yang penting dia nyoba dulu seblak saya, kalau sudah tau seblak saya enak, kalau saya gak bisa deliv dia mau datang,” katanya.

“Kita deliv (antar) itu untuk memperkenalkan seblak kita, makanan kita,” lanjutnya.

Dukungan Suami

Kesuksesan Zum tak lepas dari dukungan dari suaminya Ahmad Solikin (49) yang membantu dalam berbagai aspek hingga promosi di media sosial.

Ia memanfaatkan berbagai grup di Facebook untuk mempromosikan jualannya. Ahmad pun pernah mengikuti prakerja untuk belajar marketing dan ia merasa sangat terbantu dengan berbagai materi.

“Tiap hari kita harus posting di media sosial, dibaca atau gak dibaca tetap berusaha posting. Saya iut grup banyak di facebook,” kata Ahmad.

”Karena kalau satu orang datang, tau rasanya, dia bakal ngomong-ngomong. Bisa menyebar,” lanjutnya.

Ia juga selalu mendorong istrinya agar tak mudah menyerah meski kadangkala dagangan tidak laku.

“Istri hampir menyerah karena tidak ada pelanggan dulu pernah sering tidak laku kadang dibuang kalo basi,” katanya.

“Pernah di satu waktu pas, saya suruh ambil pekerja, walaupun gak bisa membayar dari (hasil) jualan, saya yang bayar,” jelasnya.

Bagi mengenalkan makanan kepada konsumen itu sesuatu yang tidak mudah, lanjutnya. Jadi harus tetap semangat meski tidak banyak pembeli.

Ahmad turut mencetuskan strategi desain tempat yang eye catching dan instagramable seperti di beri bunga maupun lampu warna-warni.

Bagi zum, mempertahankan kualitas dalam berjualan menjadi hal terpenting. Ia pun tetap meracik sendiri bumbu-bumbu seblak.

“Kalau ada pembeli yang sebaiknya tidak habis. Saya coba itu sisanya biar tau apa yang kurang dari seblak saya,” jelasnya

Tak hanya itu, menjaga semangat kekeluargaan antara pegawai dan pembeli menjadi cara ampuh untuk mempertahankan bisnisnya.

“Saya anggap pembeli sudah seperti keluarga sendiri. Dulu ada pembeli yang sering delivery, sekarang malah jadi karyawan sini,” kelakarnya.

Baginya, tak ada usaha yang instan dan perlu adanya perjuangan untuk meniti tangga kesuksesan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *