KlikFakta.com, JEPARA – Sebanyak 22 warga Jepara yang sebagian besar santri ikut dalam evakuasi meninggalkan Sudan. Perang antara dua faksi militer yang sedang membara di Sudan memaksa sekitar 1.200 WNI harus meninggalkan negara itu.
Para WNI rencananya tiba hari ini di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten.
Mereka sempat kekurangan logistik dan hanya mengandalkan mi bantuan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Pengurus Ikatan Alumni Sudan Abdul Baits Muhtar menerangkan para WNI tak bisa keluar rumah saat perang berkecamuk. Mereka pun tak punya banyak persediaan lantaran banyak toko tak memiliki ketersediaan logistik.
“KBRI kan punya pabrik mi, distribusi ke luar mereka stop, dan dialokasikan untuk WNI saja,” terang Baits yang juga Pengasuh Ponpes Al-Buruj Ngabul, Tahunan, Jepara kepada Klikfakta.com pada Kamis (27/4/2023) malam.
Baits menuturkan ada 35 santri dari Ponpes Al-Buruj Ngabul, Tahunan, Jepara yang sedang studi di Khartoum, Ibu Kota Sudan. Sebanyak 15 santri di antaranya berasal dari Jepara dan sisanya dari luar kota.
Mereka bersama rombongan WNI lain berangkat dari Port Sudan melalui Pelabuhan Militer King Faisal Jeddah.
Setelah turun dari Kapal, ratusan WNI kemudian dijemput bus yang disediakan oleh Pemerintah Arab Saudi menuju imigrasi di Pelabuhan Militer Jeddah.
Baits mengapresiasi KBRI di Jeddah yang mengurus seluruh keperluan imigrasi seperti paspor. Pasalnya KBRI mengurus paspor salah satu santri yang ketinggalan.
Selanjutnya, mereka terbang dari Jeddah menggunakan pesawat Garuda Indonesia pada pukul 16.00 waktu setempat dan rencananya tiba pada hari ini, Jumat (28/4/2023).
“Perjalanan dari jeddah ke Indonesia sekitar 9 jam,” ungkapnya.
Ia menegaskan jika seluruh santri dari Al-Buruj tak ada yang menolak untuk dievakuasi. Baits tadi malam juga melakukan perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menyambut kepulangan para santrinya.
Mengenai kepulangan para santrinya, Baits menuturkan sudah menyiapkan skema kepulangan mereka dengan menyewa armada kendaraan.
Ia juga sudah meminta bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara dan Pemerintah Daerah asal santri mengenai kepulangan para santri Al-Buruj, karena mereka tak hanya dari Jepara, ada pula yang dari Sumatera, Sulawesi, dan Jawa Timur.