KlikFakta.com – Penggunaan gawai pada anak, terutama yang masih dalam tahap 1000 hari pertama pertumbuhan rupanya bisa memancing speech delay.
Keterlambatan bicara atau speech delay pada anak ini, kata terapis wicara Bangkit Pratama, karena gawai hanya merangsang komunikasi satu arah. Artinya, anak hanya mendapat input berupa suara dari gawainya. Namun ia tidak membalasnya.
Hal seperti inilah yang membuat anak tidak bisa melatih kemampuan bicaranya.
“Jika sudah ada indikasi speech delay, put away all the devices (jauhkan semua prangkat). Gadget tidak disarankan,” katanya, dilansir Jawa Pos, Minggu (2/4).
Butuh komunikasi dua arah untuk merangsang kemampuan bicara anak. Metode permainan lebih cocok karena menawarkan komunikasi dua arah yang interaktif.
Selain itu, melalui permainan anak belajar kemampuan motorik dan interaksi yang akan memengaruhi kemampuan bicaranya.
Jika anak mulai kecanduan gawai, sudah saatnya orang tua atau wali bertindak agar pertumbuhan anak tidak terganggu.
Waspadai jika anak sudah menunjukkan gejala kecanduan gawai. Meliputi lupa waktu saat bermain gawai, marah ketika gawai mereka diambil, hingga tidak mau berinteraksi dengan dunia luar.
Ada beberapa hal untuk mengatasi kecanduan gawai pada anak, seperti berikut ini:
Membatasi waktu bermain gawai (screentime)
American Academy of Pediatric (2013) memberi rekomendasi lamanya screentime anak yaitu:
- Bagi anak kurang dari 2 tahun: tidak boleh sama sekali atau bermain gawai di luar pengawasan orang dewasa.
- Anak antara 2 hingga 4 tahun: durasi screentime tidak lebih dari satu jam per hari.
- Anak usia di atas 5 tahun: tidak lebih dari 2 jam per hari, di luar kebutuhan pelajaran.
Beri jadwal ketat dan disiplin
Ajak anak untuk menentukan pukul berapa ia bisa memainkan gawai atau perangkat elektronik lain. Dengan begitu orang tua bisa mengawasi dengan jelas penggunaannya.
Penentuan jadwal ini jangan sampai merusak jam bermain ataupun jam istirahat anak.
Menemani anak bermain
Aktivitas selain memainkan gawai penting bagi anak. Karena itu, orang tua perlu mendampingi anak ketika bermain.
Studi menunjukkan anak yang lebih sering sendirian cenderung menggunakan gawai lebih lama.
Area dan jam bebas gawai
Beri peraturan untuk tidak menggunakan gawai di ruang-ruang tertentu. Misalnya kamar sehingga tidak akan mengganggu siklus tidur anak.
Orang tua juga bisa menerapkan kebijakan jam-jam tanpa gawai di mana orang tua dan anak sama-sama tidak melihat gawai dalam durasi tertentu.
Jangan taruh gawai sembarangan
Rasa penasaran anak mengalahkan segalanya. Sesaat setelah orang tua meletakkan gawai dan pergi, anak yang penasaran akan mengambilnya tanpa pikir panjang.
Jadilah teladan
Tidak mungkin anak akan berhenti melotot di depan gawai jika orangtuanya seharian memegang gawai dan tidak meluangkan waktu untuk mereka.
Jika ingin anak berhenti bermain gawai, orang tua harus memulainya perlahan dan memotivasi anak untuk bermain kegiatan fisik bersama.
Sumber: Jawa Pos, CNN INdonesia