klikFakta.com, JEPARA – Sejumlah warga di Desa Plajan Kecamatan Pakisaji Jepara kecewa karena SPAM senilai Rp 859 juta tak mampu cukupi kebutuhan air.
Kekecewaan warga semakin bertambah lantaran jaringan air dari sumber lain telah di putus.
Penelusuran tim KlikFakta.com menemukan, proyek DAK (Dana alokasi khusus) berupa bantuan SPAM dari pemerintah tersebut berasal dari tahun anggaran 2022. Proyek tersebut berjudul peningkatan SPAM jaringan perpipaan Desa Plajan, Kec. Pakis Aji, Jepara dengan nilai pagu Rp 859.050.000,-.
Berdasarkan informasi yang tertera di LPSE Kab Jepara, pemenang tender adalah CV Adhi karya perkasa beralamatkan Bondorejo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi proyek terletak di Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Jepara.
Ketua RT 18/03 Desa Plajan, Muis kepada tim KlikFakta pada Kamis (16/3) mengatakan kemungkinan penyebab SPAM tersebut tidak berfungsi lantaran kedalaman sumur yang kurang.
Selain itu kemampuan untuk mengaliri SR (sambungan rumah) yang seharusnya 100 dipaksa mengaliri 150 rumah. Hal tersebut mengakibatkan debit air kecil sehingga sering mati.
“Mungkin karena kurang dalam ya. Sumurnya soalnya pipanya hanya 10 yang dimasukkan. Kalau pipa panjang 6 meter berartikan 10×6 kurang lebih 60 meter. Di sini kan harusnya lebih dari 100 meter,” katanya.
Siswanto selaku pengelola sekaligus pemilik tanah juga menjadi salah satu warga yang kecewa pada SPAM itu.
Harapan agar ratusan rumah bisa teraliri air pupus. “Nyatanya sampai saat ini nggak bisa ngalir ke semua rumah karena debit air kecil,” katanya.
“Normalnya kan dengan mesin 3 pk ngisi tandon 3 jam penuh mas, la ini bisa 6 sampai 8 jam berarti kan debit airnya kecil,” Sambung Siswanto.
Tak hanya itu, ia pun harus mencari biaya tambahan untuk menutup biaya operasional.
“Yang dari sumur belom lagi untuk operasional listrik pengurus pengelola akhirnya nombok nyari dana talangan,” tuturnya.
Ia mengaku tidak berani meminta iuran kepada warga. “Kita mau narik iuran ke warga nggak berani karena airnya nggak ngalir,” ungkap Siswanto.
Lebih lanjut, teknisi yang dipanggil Siswanto memang mengatakan sumur SPAM kurang dalam. “Memang kurang dalam kata teknisinya,” katanya.
Hal lain yang membuatnya kecewa Siswanto adalah pemborong yang meninggalkan proyek begitu saja. “Karena yang borong tidak dibayar sehingga gak mau melanjutkan mas soalnya mereka sudah pergi ditinggalkan begitu saja,” jelasnya.
Sebabnya, ia sendiri yang harus merapikan proyek SPAM itu.
Berbanding terbalik dari ungkapan kecewa warga atas spam yang tak berfungsi. Kepala Dinas PUPR melalui Kabid Cipta Karya Hanif Kurniawan mengatakan sumur tersebut berfungsi dengan baik.
“Sepengetahuan saya sumurnya berfungsi dengan baik,” katanya.
Ia pun menjelaskan jika pembangunan sumur tersebut sudah sesuai aturan dan mampu mengairi tidak hanya 150 SR tapi hingga 200.
“Terkait sumur yang kurang dalam memang kedalaman sumur seingat saya 60 meter sudah sesuai itu. Dan kapasitas tidak cuma 150 SR(sambungan rumah) 200 bisa karena tandon ada dua. Di lokasi dekat sumur dan di atasnya ada tandon penampungan airnya,” paparnya.
Dengan berdasar pemaparan itu, Hanif mengatakan “saya pikir nggak ada masalah”.
Terkait keluhan tentang air tidak mengalir, ia bilang akan menindaklanjutinya. “Nanti kita kirim tim dari dinas untuk mengecek dan melakukan evaluasi agar maksimal dan bisa ada manfaat untuk warga,” katanya.
Reporter: Aris Susanto
Editor: Melina Nurul Khofifah
Saya sebagai warga kecewa dengan pembangunan PAM ini,, soalnya airnya tidak mengalir dengan lancar,, apalagi kalau musim kemarau air pasti mati ber Minggu2, dan kalaupun hidup airnya sangat kecil dan yg keluar angin saja, jadi bayarnya mahal karena bayar angin, mohon untuk pemerintah daerah Jepara untuk d tanggulangi biar warga bisa mendapatkan air bersih,