KlikFakta.com, JEPARA – Kabar bohong atau hoax kini mudah tersebar di media daring. Bila kabar ini dicerna tanpa mencari tahu lebih lanjut, maka dapat merugikan banyak orang.
Hal ini disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jepara Haizul Ma’arif dalam dialog interaktif menjaring aspirasi masyarakat (Jaring Asmara) bersama penggiat literasi Jepara Hadi Piyanto, Kabid Komunikasi Muslichan di Radio R-Lisa Fm. Kamis (8/12/2022).
“Kita sudah tidak dapat mengontrol berita yang masuk, setiap orang dapat membuat berita dan menyebarkannya,” ujar Ketua DPRD Jepara.
Gus Haiz sapaan akrab Ketua DPRD Jepara menuturkan, berita hoaks dikemas menarik seolah-olah berita tersebut adalah berita benar. Terlebih bila sengaja dibuat untuk tujuan buruk seperti adu domba dan fitnah.
“Masyarakat akan percaya jika banyak yang menyebarkan berita tersebut. Padahal banyaknya penyebar berita juga belum bisa menjadi tolok ukur kebenaran berita,” tuturnya.
Menjelang tahun politik, dirinya mengimbau masyarakat untuk menyaring setiap berita yang diterima.
“Untuk itu, hal yang dapat kita lakukan untuk menangkal hoaks adalah dengan memilah berita yang kita baca kemudian mencari sumber lain terkait berita yang kita terima agar tidak mudah percaya dengan satu berita saja, hindari judul yang provokatif, periksa kebenaran foto atau video, berfikir logis dan kritis serta membaca keselurahan berita,” terang gus Haiz.
Senada, penggiat literasi Jepara Hadi Priyanto mengatakan saat ini hoax sangat mencemaskan bahkan dapat dikatakan kronis. Pasalnya, berita tersebut mudah dibagikan sehingga siapapun bisa mengakses dan menyebarkan.
Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat penyebaran hoaks sangat masif. Yakni era demokrasi yang tidak dikawal dengan baik, gegar budaya, budaya langsung share seolah menjadi pahlawan, dan lemahnya literasi masyarakat.
“Sekarang ini banyak informasi atau berita yang di bagikan melalui aplikasi media sosial di grup Whats App, Facebook, Twitter dan lainnya kalau tidak kita filter terlebih dahulu kita bagikan atau ikut memviralkan adan ternyata itu hoax, maka kita akan menjadi bagian daripada penyebaran hoax,” ucapnya.
Kepala Bidang Komunikasi Diskominfo Jepara Muslichan mengatakan, lemahnya budaya literasi akan berdampak pada lemahnya daya bernalar. Sehingga timbul kecenderungan menggunakan emosi daripada akal dalam menerima berita.
“Isu-isu provokatif dan hasutan yang dihembuskan berita tipuan dengan mudah disesuaikan dan disebarkan sehingga masyarakat yang kurang literasi akan sulit dalam membedakan antara berita hoax dan berita fakta,” ujar Muslichan.
“Hoaks sangat berpengaruh besar terhadap persatuan dan kesatuan serta perkembangan bangsa, untuk penting bagi setiap orang untuk mengambil peran aktif dalam memerangi hoaks,” pungkasnya.
FERDY