KlikFakta.com, KUDUS – Retakan pada tanggul Sungai Wulan yang berada di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus sudah sepanjang 10 meter. Diperkirakan, jika intensitas hujan mulai tinggi tanggul itu bisa jebol.
Ini mengakibatkan perbaikan tanggul mendesak dilakukan.
“Pembangunan tanggul ini baru tahun 2021 kemarin usai terjadi banjir di pemukiman warga, perbaikannya pun baru beberapa bulan lalu. Dengan kejadian ini, tentunya kami berharap BBWS dapat segera melakukan perbaikan konstruksi bangunannya,” kata Bupati Hartopo ketika meninjau tanggul pada Rabu (2/11) sore.
Setelah dilakukan pengecekan, diketahui keretakan tersebut terjadi akibat pergeseran tanah dan konstruksi yang tanpa slup besi sehingga rawan ambrol.
“Sudah kami usulkan kembali, akan ditangani dengan anggaran rutinnya BBWS. Tapi kami berharap nanti dalam pembangunannya dikasih slup, semacam besi kerangka penopang pondasi. Sementara ini tanpa slup, hanya bata ditumpuk lalu disemen saja,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas DUPR akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sebagai pihak yang bekewenangan memperbaiki tanggul.
Pemkab Kudus telah menyiapkan anggaran rutin dari PUPR dengan kolaborasi CSR dari PT. Pura untuk perbaikan.
“Tapi ketika BBWS mau menangani sendiri, maka akan kita cancel sementara anggaran yang telah kita siapkan. Namun kami tetap jalin koordinasi dengan BBWS, siapa tahu dibutuhkan langkah darurat dari kita dalam pembangunan tanggul ini,” terangnya.
Perbaikan tanggul tersebut akan segera dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat. “Besok segera dikerjakan, semoga berjalan lancar dengan hasil yang baik dan kokoh sehingga tidak terjadi kekhawatiran masyarakat sekitar,” harapnya.
Kepala Dinas PUPR Kudus, Arief Budi Siswanto mengatakan perbaikan tanggul diperkirakan memakan biaya sebesar 26 juta rupiah.
Sebagai langkah antisipasi meningkatnya debit air, 3 mesin pompa air telah disiapkan di lokasi.
“Kita juga telah siapkan 3 mesin pompa air yang siap digunakan untuk pompanisasi genangan air yang ada di sini ketika terjadi kenaikan debit air,” ungkapnya.
Agus Susanto, Kepala Desa Jati wetan mengatakan bahwa tanggul tersebut baru diperbaiki sekitar 3 bulan yang lalu, namun baru-baru ini terjadi keretakan yang signifikan dengan panjang keretakan diperkirakan mencapai 10 meter.
“Tingkat bahayanya sangat tinggi karena posisi pemukiman warga di bawah debit air, khawatirnya jika terjadi luapan sungai. Hal tersebut membuat was-was masyarakat yang tinggal di sepanjang tanggul aliran sungai,” pungkasnya. (*)