Naskah menjadi bagian tak terpisakhan dalam pertunjukan teater modern. Naskah yang berisi dialog atau percakapan para tokoh adalah pondasi aktor dalam memerankan tokoh. Aktor menjadikan apa saja yang tertuang di dalam naskah jadi pijakan dalam melakukan pendalaman karakter tokoh yang diperankan.
Menurut Imam Suryono, naskah adalah sebuah drama yang berisi aksi atau perbuatan yang menjelaskan tentang suatu masalah yang dihadapi seorang tokoh. Sehingga naskah menjadi unsur paling penting dalam membangun sebuah drama agar dapat diperankan dengan baik oleh aktor.
Keberadaan naskah dalam proses produksi pertunjukan teater menjadi pembeda pertunjukan terater tradisional dengan teater modern. Naskah dalam pertunjukan teater tradisional hanya sebagai rambu-rambu aktor di atas panggung. Dialog yang disampaikan aktor di atas panggung adalah hasil improfisasi.
Berbeda dengan teater tradisional, naskah dalam proses produksi teater modern menjadi pegangan sutradara dalam meramu unsur-unsur pertunjukan. Naskah juga menjadi dasar bagi aktor dalam melakonkan peran.
Maka sebelum memulai proses produksi pertunjukan teater modern mesti ada naskah. Naskah yang akan ditampilkan dapat naskah lama yang sudah ada atau naskah baru yang sengaja ditulis atau diciptakan untuk sebuah pertunjukan teater.
Bila harus membuat naskah baru untuk menciptakan sebuah pertunjukan teater moderm, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Salahsatunya dengan menggunakan metode Aktris. Aktris merupakan akronim kegiata mengamati, merekam, dan menulis. Jadi menulis naskah teater bisa dimulai dengan melakukan observasi atau pengamatan.
Pengamatan dilakukan pada permasalahan yang akan dituangkan dalam naskah. Misalnya hendak menulis naskah tentang kegiatan siswa di perpustakaan. Maka pengamatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas yang ada di dalam perpustakaan. Pengamatan itu pada penataan ruang perpustakaan. Itu seperti rak buku, meja, kursi, hingga kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan siswa di dalam perpustakaan. Pengamatan ini nantinya untuk mendiskripsikan setting atau latar di dalam naskah yang akan ditulis.
Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita, merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita (Wiyanto, 2002:28). Dalam karya sastra setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya (Abrams, 1981:1975) dalam (Fananie. 2002:95).
Fungsi setting dalam karya tidak bisa dilepaskan dalam masalah yang lain seperti tema, tokoh bahasa, medium sastra yang dipakai dan persoalan-persoalan yang muncul yang kesemuanya merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan. Dalam hal tertentu setting harus mampu membentuk tema dan plot tertentu yang dalam dimensinya terkait dengan tempat, waktu daerah dan orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara hidup dan cara berfikir.
Setelah melakukan pengamatan, langkah selajutnya adalah merekam. Aktivitas yang direkam adalah aktivitas berdialog. Hasil rekaman yang dibutuhakan adalah rekaman audio dialog. Pada tahap ini penulis naskah dapat terlibat secara langsung. Dengan metode ini penulis naskah tidak perlu menciptakan dialog untuk dituangkan di dalam naskah.
Materi dialog yang direkam dapat disesuaikan dengan tema naskah yang hendak ditulis. Misalnya, dialog siswa yang sedang mengerjakan tugas sekolah. Maka penulis dapat menciptakan dialog dengan berdialog langsung pada siswa kemudian pembicaraan atau dialog tersebut direkam.
Langkah terakhir setelah melakukan pengamatan dan merekam adalah menulis. Hasil pengamatan setting suasana dan waktu kemudian ditulis, didiskripsikan di dalam naskah. Tak hanya setting suasana, setting tempat juga dapat digambarkan di dalam naskah.
Begitu juga dengan audio hasil rekaman dialog tinggal dituangkan di dalam naskah. Setelah percakapan hasil rekaman audio disalin dalam bentuk teks, langkah selanjutnya tinggal merapikan tubuh naskah.
Tak hanya merapikan tubuh naskah, susunan kalimat dan diksi dalam percakapan hasil rekaman tentu harus disesuiakan atau dirapikan susunan kalimatnya. Serta perlu dipilih diksi yang tepat. (*)
*Penulis: Rhobi Shani, S.Pd, (guru SMA Negeri 1 Tahunan Jepara)
Wow, amazing blog layout! How long have you
ever been blogging for? you make running a blog glance easy.
The overall glance of your site is magnificent, as smartly as the content material!
You can see similar here ecommerce
Hi there, You have done a great job. I’ll certainly digg it and personally
suggest to my friends. I’m sure they’ll be benefited from this website.
I saw similar here: Najlepszy sklep
Hi there! Do you know if they make any plugins to help with Search Engine Optimization? I’m trying to get my blog to rank for some targeted keywords but I’m not seeing
very good gains. If you know of any please share.
Cheers! You can read similar art here: Najlepszy sklep
It’s very interesting! If you need help, look here: ARA Agency
Nice