Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Banjir itu Nikmat, Bukan Berengsek

Oleh : Ahmad Kharis
Dosen IAIN Salatiga

Tahun baru 2020 telah dirayakan secara meriah oleh semua manusia di dunia termasuk Indonesia. Setiap manusia pada malam tahun baru berhasil merasakan pergantian tahun secara sempurna dengan simbol menyulutkan kembang api. Suara dentuman keras kembang api bersahut-sahutan seperti suara adzan yang merdu ketika dilantunkan menjelang magrib tiba. Semua orang bergegas berdiri dari tempat duduknya baik kursi tamu, kursi dapur bahkan kursi anggota dewan menikmati warna
-warni kehebohan kembang api menghiasi etalase bumi.

Namun sebagian orang yang masih duduk di tempat kursi, beranggapan berbeda dari sebagian orang yang merayakan tahun baru. Ibarat hidup butuh makan tapi inkonsisten makan nasi lauk tahu tempe dioles sambel bawang dan pete. Namun waktu paling bagus berhenti makan ketika perut terasa sebelum kenyang. Artinya pekerjaan perut secara primer menggiling sesuatu yang masuk kedalamnya harus diupayakan cooling down dari pekerjaannya. Mereka kelompok orang menafsirkan tahun baru tidak ada sesuatu yang melampaui kecuali diri kita sendiri. Jadi idealnya tahun baru itu tidak pernah ada di bumi dan dimanapun berada.

Petasan atau kembang api menjadi simbol agresif mosi, tidak ada benda yang dapat menggantikan petasan atau kembang api sebagai instrumen kebahagiaan, keceriaan dan  harapan.  Semua  kembang  api  menyala  sesuai  takdirnya  oleh  pengendali,  hal yang perlu diteladani dari sebuah petasan adalah dinyalakan dengan sesuatu yang panas yaitu api. Manusia akan merasa sakit jika terjilat api. Namun semakin lama akan menjadikan manusia kebal api karena intensitas tinggi pengalaman yang sama. Sama halnya tahun baru terasa sama aja jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya bahkan puluhan tahun yang lalu.

Tahun baru sudah berakhir yang tersisa hanya sampah disudut kota-kota besar di seluruh dunia termasuk Jakarta, Indonesia. Menurut catatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, total sampah yang terkumpul setelah perayaan tahun baru 2020 sebanyak 125 ton, sedangkan pada tahun 2019 justru mengalami peningkatan sebesar 327 ton dan pada tahun 2018 jumlah sampah yang terkumpul sebanyak 780 ton. Kinerja pemerintah Pemprov DKI yang baik memberikan saran agar tidak melakukan kegiatan berlebihan saat merayakan tahun baru. Disamping itu, kondisi cuaca Jakarta yang diguyur hujan mengakibatkan warga memilih diam di rumah menikmati pergantian malam tahun baru. Alih-alih jumlah sampah yang jumlahnya menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Apakah akan menjamin Jakarta terbebas dari banjir ?.

Beberapa sampah didapatkan dari tong sampah, selokan, jalan hingga taman. Ironi perilaku budaya buang sampah tidak pada tempatnya masih menjadi tren terkini. Sebaiknya,  Pemprov  mampu  berfungsi  sebagai  lembaga  pembuat  kebijakan  dan pengaturan lebih radikal terkait ekosistem lingkungan di Jakarta menjadi kawasan ramah bebas sampah sembarangan.

Hujan  deras  yang  mengguyur  kawasan  JABODETABEK  (Jakarta,  Bogor,  Depok, Tangerang dan Bekasi) selama malam tahun baru berturut-turut seharian penuh mengakibatkan banjir di sejumlah tititk rawan bencana banjir. Daerah paling parah terendam banjir adalah Bekasi. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan ketinggian air banjir mencapai lebih dari 2 meter. Hal ini menimbulkan seluruh rumah warga hanyut dilalap derasnya arus air banjir. Tak ketinggalan hebohnya rumah artis ibukota tergenang banjir hingga memaksa mereka mengungsi atas bantuan petugas. Kesigapan petugas perlu diacungi jempol karena menyatakan bahwa seluruh warga terdampak banjir berhasil diungsikan ke pos-pos terdekat.

Beberapa rumah artis yang terkena musibah banjir Jakarta tahun 2020 adalah Yuni Shara, Rian D’Masiv, Audi Iten dan Iko Uwais, Nycta Gina dan Sinyorita Esperanza. Mereka bagian kecil para korban banjir yang terpaksa merelakan harta bendanya rusak terhempas ombak banjir. Perlu disadari kita semua bahwasanya banjir adalah kejadian atau peristiwa musibah yang tidak bisa diprediksi datangnya. Sehingga tidak ada upaya refleks menghadang derasnya air banjir dimanapun berada, manusia hanya bisa melakukan upaya preventif bencana banjir dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya hingga meminimalisir penggunaan sampah plastik.

Berbicara mengenai banjir di dunia pasti sangat menarik untuk dibahas dan diulas. Secara normatif, banjir merupakan musibah atau bencana yang menimpa manusia hidup di bumi. Kenyataan manusia yang hidup tidak pernah lepas dari ujian Tuhan jika kita hubungankan tingkat integrasi beragama. Kewajaran manusia menghadapi seluruh musibah yang dihadapi termasuk banjir ditandai gelombang kesedihan dan ketakutan.

Coba kita perhatikan secara seksama berkaitan korban banjir jakarta Tahun 2020 melalui kanal youtube. Sorotan mata paling renyah ketika menikmati pemberitaan korban banjir termasuk para artis ibukota. Dalam tayangan menampilkan kondisi rumah mewah para artis terendam air banjir. Akibat dari kondisi banjir melumpuhkan roda perekonomian warga karena mereka sibuk menyelamatkan harta benda dari kepungan air yang tingginya hampir 2 meter. Perabotan rumah tangga seperti kasur, meja, dapur, sofa mewah dan barang mewah turut tersapu air banjir. Tak ketinggalan mobil mewah seperti Lamborghini, Porsche, Ferrari, Audi, Rolls-Royce hingga Dodge hanya terlihat atapnya saja nampak berwarna-warni. Barang berharga termasuk mobil mewah sangat disayangkan bagi orang awam melihat realitas banjir jakarta yang begitu parah. Belinya mahal-mahal terendam air banjir jadi rusak.

Adegan para artis atau selebritas yang menjadi korban musibah banjir Jakarta beragam cara mengekspresikan sikap menghadapi musibah. Misalnya Yuni Shara yang tampil modis dengan balutan sepatu long-wheel diperkirakan seharga 5 juta serta kaos branded ditaksir senilai puluhan juta. Biasanya seorang korban dimanapun tempat dan musibah yang dialaminya, harusnya merasakan kesedihan yang mendalam atas musibah. Disisi lain, kita sebagai umat beragama dituntut berdoa kepada Tuhan agar musibah banjir agar lekas segera pulih dan kembali aktifitas seperti biasa. Mencermati perilaku artis atau selebritas Indonesia tak ayal membuat netizen geleng kepala.
Lalu, mengapa timbul rasa senang ketika tertimpa musibah yang dialami ? Perasaan senang ketika ditimpa musibah menurut penelitian dari Department of Psychology Mercer University dikenal dengan istilah schadenfreud. Diartikan sebagai perasaan sukacita dalam kerugian. Istilah ini diambil dari bahasa Jerman yakni Schaden yang berarti  kerugian  dan  Freud  berarti  sukacita.  Menurut  Catherine  Chambliss,  Ketua Departemen   Psikologi   dan   Ilmu   Syaraf   di   Ursinus   College,   Pennsylvania, Schadenfreude bisa dipengaruhi oleh gejala depresi yang mungkin dimiliki oleh seseorang.

Kondisi seseorang terlalu sering atau sangat suka melihat/merasa orang lain atau diri sendiri susah menunjukkan kecenderungan ciri psikopat. Penelitian Emory University menjelaskan gangguan psikopat bisa membuat seseorang menghalalkan segala cara untuk membuat orang lain sakit atau tertimpa musibah kemalangan tanpa rasa penyesalan.

Sebagai seorang muslim yang taat ajaran agama. Dikisahkan oleh Ibnul Qoyyim Al- Jauziyah di dalam kitab “Uddatus Shobirin wa Dzakhiratus Syakirin (Bekal orang sabar dan perbendaharaan orang yang bersyukur). Ada 4 kelompok yang dimaksud adalah Pertama, orang yang lemah yaitu orang selalu berkeluh kesah terhadap setiap keadaan. Selalu mengadu kondisi yang dialami bukan kepada Allah SWT melainkan kepada manusia lainnya. Kedua, Kelompok orang bersabar yaitu orang-orang yang menahan diri dari melakukan hal-hal yang mengundang murka Allah SWT. Mereka senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar musibah segera lalu, disisi lain mereka mengambil hikmah dari kejadian musibah yang sudah dialaminya. Ketiga, Kelompok orang yang ridho yaitu mereka yang berlapang dada atas musibah yang menimpanya. Baginya, ketika ditimpa musibah seolah-olah tidak merasa mendapatkan musibah. Derajat ridho atas musibah tentu lebih tinggi tingkatannya dari sikap sabar. Keempat, Kelompok orang yang bersyukur yaitu baginya musibah merupakan sesuatu yang mengasyikkan. Seseorang akan merasa menikmati memadu kasih/bermesraan dengan Tuhannya di saat tertimpa musibah yang bagaimanapun bentuknya. Biasanya orang yang menempati di posisi memiliki keimanan dan ketakwaan yang mendalam adalah para wali, para nabi dan para rosul.
Lalu apakah sederet artis dan selebritis nampak mimik wajah jauh kesedihan dan ketakutan pada banjir Jakarta Tahun 2020, masuk kelompok satu atau dua atau tiga ataukah empat ?

Perlu diingat pesan Al-Qur’an, Allah SWT berfirman “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. As-Syarh: 5-6). Begitu halnya dengan musibah pada suatu  kaum  dalam  konteks  musibah  banjir  Jakarta,  maka beriringan  berkah  yang akan datang kepada kaum tersebut. Waallahu a’lam bisshowaf…

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *