KlikFakta.com, JEPARA – Pemerintah Kabupaten Jepara berencana menghadirkan program gerakan pangan murah khusus untuk buruh dan nelayan.
Kebijakan ini untuk mewujudkan pemerataan kesempatan dan mengendalikan inflasi serta menekan kenaikan harga bahan pokok.
Pj Bupati Jepara menyebut rencana gerakan pangan murah khusus ini saat membuka program serupa di sisi barat Alun-alun I, Jumat (13/11/2023). Bedanya, program di barat Alun-alun I terbuka bagi masyarakat umum.
Kegiatan yang didanai menggunakan anggaran dana insentif daerah tersebut, direncanakan digelar sebanyak lima kali.
Edy menginstruksikan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara selaku pelaksana, untuk mengkhususkan dua kali menyasar buruh dan nelayan.
“Setelah ini masih ada empat kali, saya minta dua titik nanti menyasar teman-teman buruh dan nelayan,” ujarnya.
Edy berharap semua lapisan masyarakat di Jepara bisa menikmati program pangan murah.
“Saya sudah perintah ke Kepala Dinas untuk segera memetakan,” imbuhnya.
Gerakan pangan murah sekaligus gelar pangan lokal tersebut menjadi usaha menjaga tingkat infalasi dan daya beli masyarakat.
Upaya itu terbukti berhasil dengan raihan penghargaan atas kinerja terbaik dalam pengendalian inflasi.
“Kemarin terbukti Jepara bisa mengendalikan inflasi dan mendapatkan penghargaan dari kementerian,” kata dia.
Edy Supriyanta yang hadir didampingi istri, beserta jajaran Forkopimda dan pimpinan perangkat daerah, turut membagikan sejumlah bahan kebutuhan pokok gratis.
Ia turut menyerahkan bantuan bahan pangan bagi keluarga berisiko tengkes. Secara simbolis diserahkan kepada tiga orang warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Jepara.
Masyarakat tampak memadati stan pangan murah di Alun-alun I Jepara.
Kepala DKPP Kabupaten Jepara Diyar Susanto merinci, bahan pangan yang tersedia meliputi beras medium mencapai 10 ton, beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog sebanyak 5 ton, telur ayam ras 2 ton.
“Lalu bawang merah sebanyak 700 kilogram, gula pasir 500 kilogram, dan minyak goreng kemasan sederhana 600 kilogram,” tuturnya.
Terkait perbandingan harga dengan di pasaran, untuk komoditas beras medium dilepas dengan harga Rp11.600 per kilogram. Lebih murah dari harga pasar yang bisa mencapai Rp13 ribu. “Sementara kemasan 5 kilogram di gerakan pangan murah ini dijual Rp58 ribu,” kata dia.
Sedangkan untuk beras SPHP Bulog kemasan 5 kilogram dilepas dengan harga Rp52 ribu. Telur ayam ras harga di pasaran Rp24 ribu per kilogram, disubsidi jadi Rp22 ribu. Bawang merah dari Rp21 ribu per kilogram dihargai Rp15 ribu.
Kemudian, gula pasir dilepas dengan harga Rp14 ribu per kilogram atau lebih murah seribu rupiah dari pasaran. Sementara komoditas minyak goreng Rp14 ribu per liter, lebih murah dari harga pasar yang bisa mencapai Rp15.700.
Dalam gelar pangan lokal tersebut turut menampilkan demo masak beragam, bergizi seimbang, dan aman atau B2SA berbasis sumber daya lokal.
Dimeriahkan pula oleh sejumlah stan UMKM pengolahan pangan, pelayanan kesehatan hewan, hingga stan klinik kewirausahaan dan petani milenial. Termasuk adanya penampilan musik dari atas panggung hiburan. adv





