Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Peneliti Pukat UGM Nilai KPK Lebih Rajin Produksi Kontroversi Dibanding Prestasi

(Foto: Instagram zainalarifinmochtar)

KlikFakta.com – Janji Presiden Prabowo-Gibran dalam memberantas korupsi terus disorot akhir-akhir ini. Pasalnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir dan kinerjanya kian melemah.

Penurunan kinerja KPK tersebut juga terlihat dari banyaknya kasus korupsi yang mangkrak.

Problematika tersebut turut memicu reaksi dari banyak kalangan. Termasuk Peneliti Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada, Zainal Arifin Mochtar yang menyoroti terkait Indeks Penurunan Korupsi (IPK) di Indonesia.

“Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia menggambarkan wajah Indonesia, yang mana tidak hanya soal korupsi tetapi juga soal penegakan hukum, pelayanan publik dan banyak hal”, ucapnya dalam acara Political Show CNN Indonesia pada Senin (9/12).

Zainal menilai bahwa terdapat kegagalan dalam membangun awareness antikorupsi oleh KPK.

Ia juga menyatakan bahwa terdapat ketidakmampuan KPK dalam memamerkan harapan penanganan korupsi di Indonesia.
“Dan itu diperparah dengan satu hal menurut saya, diperparah dengan ketidakmampuan lembaga penegak hukum, khususnya KPK untuk memamerkan bahwa ada harapan”, katanya.

Selain itu, menurutnya KPK justru lebih rajin dalam memproduksi kontrovesi dibandingkan prestasi.

“Saya kira lebih rajin memproduksi kontroversi dibanding prestasi”, ungkap Zainal.

Zainal juga menyebutkan beberapa kontroversi KPK mulai dari wakil ketua KPK mengundurkan diri karena conflict of interest hingga komisioner KPK yang menambah masa jabatannya.

Zainal juga mempertanyakan kemungkinan membuka wacana apakah KPK dibubarkan atau tidak.

“Mungkin ini saatnya, kita membuka wacana untuk apakah saatnya KPK dibubarkan atau tidak”, ucapnya.

Namun wacana tersebut masih tertahan dikarenakan belum adanya alternatif lain.

“Satu- satunya yang menahan saya untuk menahan bicara membubarkan KPK itu adalah karena kita belum kunjung menemukan satu langkah alternatif,” jelasnya. (Ahmat Saiful)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *