Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Potensi Lithium di Grobogan Mulai Diteliti

Petugas teknis Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat memasang sejumlah alat geofisika di wilayah Kecamatan Kradenan. (INTAN MAYLANI SABRINA/RADAR KUDUS)

KlikFakta.com, GROBOGAN – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerjasama dengan perusahaan Prancis, PT Eramet Indonesia Mining, untuk menyelidiki potensi lithium di Kabupaten Grobogan.

Lithium ini dibutuhkan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Penjajakan kerja sama tersebut bertujuan untuk mengembangkan studi dan eksplorasi mineral strategis di Indonesia.

Kepala PSDMBP, Agung Pribadi menjelaskan penyelidikan di Grobogan merupakan tindak lanjut dari studi awal mengenai potensi lithium brine pada tahun 2023 di kawasan Bledug Kuwu, Jawa Tengah.

“Kegiatan tersebut akan melibatkan metode geofisika dan geokimia, dengan PSDMBP dan Eramet berkontribusi dalam penggunaan peralatan dan teknik yang berbeda,” ujar Agung belum lama ini sebagaimana melansir dariĀ CNBC.

Dalam penelitian tersebut, PSDMBP menggunakan metode seperti gravity, ground magnetic, dan magnetotelluric.

Sedangkan Eramet akan menerapkan teknik seperti geolistrik, self-potential, dan passive seismic.

Agung membeberkan pihaknya sudah melakukan persiapan teknis untuk kegiatan tersebut sejak Agustus 2024 lalu.

Pihaknya kemudian mengurus perizinan serta sosialisasi kepada pemerintah setempat pada 21 Oktober 2024.

Selain itu, PSDMBP akan melakukan analisa laboratorium menggunakan metode geokimia berupa pengambilan sampel air brine.

Lebih lanjut, melansir dari Radar Kudus, tim teknis dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memulai penyelidikan potensi lithium sejak Senin (28/10).

Tim ini mengerahkan peralatan geofisika yang di-setting di sejumlah titik untuk mengirim sinyal ke bawah permukaan bumi guna mendeteksi respons fisik dari lapisan tanah di bawahnya.

Penyelidikan ini menggunakan metode geofisika meliputi ground magnetic, gravity, magnetotelluric, IP-resistivity, self-pitential, dan passive seismic.

“Setiap metode memiliki cara kerja yang berbeda untuk mengirim atau menerima sinyal secara alami guna mengetahui respons sifat fisik dari bawah permukaan,” ungkap Ketua Tim Bidang Mineral PSDMBP Badan Geologi Kementerian ESDM, Awaludin.

Menurutnya, jumlah titik pengukuran setiap harinya bisa bervariasi, tergantung metode dan kondisi di lapangan.

Pusat pemasangan alat pertama berada di kawasan Bledug Kuwu. Kemudian tim melanjutkan penyelidikan ke beberapa desa di lima kecamatan. Yakni Kradenan, Wirosari, Gabus, Ngaringan, dan Pulokulon.

Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui dimensi reservoir air garam yang berada di bawah permukaan, serta menginventarisasi sumber-sumber air garam lainnya yang ada di permukaan.

“Data dari hasil metode geofisika akan diolah dan diinterpretasikan bersama mitra kerja kami, PT Eramet Indonesia Mining, perusahaan asal Prancis,” tambah Awaludin.

Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan, menuturkan bahwa desanya menjadi titik terbanyak pemasangan alat geofisika di Grobogan.

Penyetingan alat dimulai sejak Selasa (29/10) di berbagai lokasi. Termasuk di Kropak, dekat rumah warga di Dusun Cangkring, Dusun Jati, Sengon, serta persawahan di Dusun Jatisemi.

“Kami memantau langsung proses penyetingan ini, yang juga melibatkan Desa Banjarsari dan Kalisari di Kecamatan Kradenan,” jelas Eko.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *