Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Harga Bahan Pangan Picu Deflasi di Kudus

Penurunan harga bawang merah dan bahan pangan pokok jadi salah satu pemicu deflasi (foto: UpLand)

KlikFakta.com, KUDUS – Penurunan harga bahan pangan berimbas pada catatan deflasi di Kabupaten Kudus.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus mencatat, Kudus mengalami deflasi empat bulan berturut-turut sejak periode Mei hingga Agustus 2024.

“Deflasi empat bulan ini didominasi oleh makanan dan minuman,” ujar Kepala BPS Kabupaten Kudus, Eko Suharto, Selasa (3/9).

Eko menyampaikan penyumbang deflasi terbesar selama empat bulan terakhir adalah penurunan harga beras, sayur mayur, daging ayam, telur ayam, tembakau hingga bawang.

Penurunan harga beras ini juga didukung faktor panen raya petani baik di dalam maupun luar Kudus pada bulan Mei dan Juni lalu.

Begitu pun dengan komoditas pangan lainnya seperti sayur mayur, bawang daging dan telur yang mengalami penurunan harga pada periode Juli sampai Agustus 2024.

Eko menyampaikan lonjakan harga pasca panen harus diwaspadai. Saat ini, lanjutnya, harga beras berangsur-angsur naik.

“Ketika masa panen selesai, harga kembali naik maka perlu dihati-hati akan lonjakan harganya,” sebutnya.

Sementara itu, Asisten Sekda II bagian Perekonomian dan Pembangunan, Jatmiko Muhardi Setyanto menyebut komoditas makanan memang menjadi konsumsi terbesar masyarakat Kudus.

Meskipun begitu, Jatmiko menilai bahwa kondisi deflasi tidak begitu mempengaruhi perekonomian masyarakat Kudus.

Pembelian emas dan perhiasan yang masih meningkat menjadi bukti bahwa masyarakat Kudus masih menjaga kestabilan ekonomi dengan menyimpan barang.

“Emas dan perhiasan masih tinggi, jadi masyarakat lebih banyak membeli barang untuk disimpan. Hal ini menunjukkan ekonomi masyarakat Kudus yang stabil,” kata dia.

Pihaknya pun berharap kondisi deflasi ini tidak berdampak secara signifikan bagi seluruh elemen masyarakat Kudus.

“Yang kasian itu produsen seperti petani karena harganya turun. Mudah-mudahan kebutuhan ekonomi masyarakat Kudus terpenuhi untuk menjaga kondusifitas daerah,” harapnya.

Sementara di tingkat provinsi, Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,07 persen pada Agustus 2024.

Kepala BPS Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih di Semarang, Jateng, Senin, mengatakan deflasi pada Agustus 2024 merupakan yang kelima kalinya pada tahun ini.

Sebelumnya, kata dia, deflasi juga terjadi pada Januari, Mei, Juni, dan Juli 2024.

Penurunan harga sejumlah komoditas yang memicu deflasi pada Agustus 2024 antara lain bawang merah, daging ayam, telur ayam, daun bawang, dan bawang putih.

​​”Penurunan harga bawang merah memberi andil terbesar terhadap deflasi yang mencapai 0,09 persen,” katanya.

 

Sumber: Suara Merdeka Muria, ANTARA

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *