KlikFakta.com, JEPARA – Peristiwa penyiraman sound horeg oleh seorang ibu di Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati menyita banyak perhatian.
Meskipun berakhir damai, kini keberadaan sound horeg atau rangkaian sound system dalam skala besar menjadi permasalahan.
Pasalnya sound yang biasa dimuat dengan truk itu sering menimbulkan masalah sosial.
Melansir ANTARA, Polresta Pati, Jawa Tengah pun mengajak masyarakat agar tidak menggunakan sound horeg dalam kegiatan karnaval maupun aktivitas lain.
“Selama ini kami memang tidak mengizinkan penggunaan sound horeg. Hanya saja, masyarakat masih tetap nekad dengan alasan sudah memesan dan membayar hingga puluhan juta rupiah,” kata Kasubsi Penmas Seksi Hukum Polresta Pati Ipda Muji Sutrisna di Pati, Rabu (14/8/2024).
Ia mengaku sampai kini belum ada regulasi yang mengatur secara khusus tentang keberadaan sound itu.
Sehingga upaya penindakan baru bisa dilakukan ketika ada pelanggaran.
Ia mengingatkan jika pihaknya akan menindak tegas masyarakat ketika ada unsur pidananya.
Dalam rangka mengedukasi masyarakat, setiap ada pertemuan juga mengingatkan agar tidak menggunakan sound horeg karena dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat karena suaranya yang begitu kencang.
Muji menyampaikan terkait seorang ibu di Desa Waturoyo yang sempat bersitegang dengan peserta rombongan karnaval sound horeg sudah ada mediasi.
“Hasilnya, kedua belah pihak menyatakan selesai,” ujarnya.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (11/8) ketika rombongan paling akhir di karnaval membawa sound horeg keliling perkampungan. Ketika melintas rumah, ibu bernama Sukati mengarahkan selang air ke rombongan karnaval karena merasa terganggu dengan suara keras.
Tindakan ibu tersebut, membuat peserta karnaval tidak terima sehingga sempat terjadi kericuhan kedua belah pihak. Namun, kejadian tersebut tidak sampai berkepanjangan karena akhirnya bisa diselesaikan.
Melansir dari Kompas.com, Sukati khawatir kerasnya suara sound merusak rumahnya. Ia pun sudah berupaya melakban kaca-kaca jendela rumah.
“Suara sound horeg sangat keras. Dada saya sakit dan rumah tua saya serasa mau roboh. Mereka saya minta jangan berhenti di depan rumah, tapi tidak digubris. Akhirnya saya semprotkan air dari selang. Itu pun airnya tidak besar. Tujuan saya cuma agar mereka segera pergi. Tapi mereka tidak jalan-jalan, malah tidak terima karena saya semprot air,” terang Sukati.
Pemerintah Desa Waturoyo bersama TNI-Polri melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas telah memediasi Sukati dengan perwakilan panitia sound horeg di Balai Desa Waturoyo. Senin (12/8/2024) pagi.
Kapolsek Margoyoso AKP Joko Triyanto telah memfasilitasi perdamaian antara Sukati dengan perwakilan panitia karnaval sedekah bumi.
Setelah proses mediasi cukup panjang, akhirnya kedua belah pihak yang terlibat cekcok sepakat menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.
Peserta karnaval sound horeg meminta maaf atas perbuatannya dan akan mengganti bagian rumah Sukati yang sempat dirusak yaitu fiber penutup gerbang.
Sementara Sukati berupaya legawa memaafkan dan tidak membawanya ke ranah hukum.
Hal tersebut dibuktikan dengan surat pernyataan bersama yang disaksikan oleh Kades Waturoyo, perangkat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.