KlikFakta.com, JEPARA – Pengelolaan sampah ‘Nusa Bersih’ mulai digencarkan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk memilah dan mengelola sampah.
Hasilnya, semua sampah yang dikelola tidak terbuang ke TPA.
Hal tersebut diciptakan Fauziah Fakhrunnisa Rochman dengan sistem pengelolaan sampah zero waste berbasis teknologi.
Pasalnya, Kabupaten Jepara setiap harinya menghasilkan sampah sebesar 400 ton. Sedangkan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bandengan Jepara hanya 150 ton perhari.
Pengelolaan sampah Nusa Bersih berdiri sejak Januari 2024 lalu itu berada di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.
Nusa bersih menjadi yang pertama kali di Jepara yang menerapkan sistem zero waste.
Sebelumnya, perempuan lulusan S3 – University of Calgary, Kanada itu melihat keprihatinan masyarakat yang masih menganggap remeh sampah.
“TPA mempunyai jangka waktu tertentu, sedangkan setiap hari kita memproduksi sampah. Kondisi yang urgent ini tentu harus ada solusi, supaya sampah terkelola dengan baik sekaligus membantu mengurangi timbunan sampah,” ungkap Fauziah.
Dalam sehari, Nusa Bersih bisa menampung satu ton sampah untuk dikelola. Sampah-sampah itu diambil dari sekolah-sekolah, sampah rumah tangga, restauran, bank sampah induk dan mitra lainnya.
“Kita mulai dari kecil dulu, karena mengelola sampah tidak mudah. Ini juga sekaligus edukasi kesadaran lingkungan,” ujarnya.
Pengelolaan sampah Nusa Bersih menerapkan ekonomi sirkular dalam menjalankan jasanya. Tak hanya itu, setiap mitra juga mendapat edukasi terkait pengelolaan sampah dan kesadaran lingkungan seperti di sekolah-sekolah.
“Di sini sistemnya adalah mengelola, jadi sampah tidak diubah menjadi produk tertentu. Kami hanya membantu mengurai dan mengurangi beban sampah, mencegah supaya sampah tidak masuk ke TPA,” paparnya.
Semua sampah berjenis organik dan anorganik itu dikelola menjadi barang-barang yang bernilai. Sampah-sampah yang masih dimanfaatkan dijual ke mitra sebagai bahan industri.
Nusa Bersih juga memanfaatkan residu sampah organik membuat kompos dan ternak magot. Sedangkan residu yang sudah tidak dapat dikelola, akan dibakar dengan alat sistem pembakaran 1000 derajat celsius.
Dari sistem pengelolaan sampah ini, Nusa Bersih bisa menghasilkan maggot sekitar 10 kilogram perhari. Hasil ternak magot itu akan dijual untuk pakan ternak, ikan dan disetor ke pemesan.
“Sistemnya memang zero waste, tidak ada sampah yang terbuang, bahkan residu yang dibakar juga menerapkan penyaringan sehingga ramah lingkungan,” tambah Fauziah.
Sementara itu, salah satu pekerja di pengelolaan sampah Nusa Bersih, Husni Andika menjelaskan bahwa mesin pengelolaan sampah di sana mempunyai tiga bagian yakni konveyor , browler dan mesin penghancur sampah.
“Konveyor yang memudahkan pemilahan sampah, browler yang membantu penyaring dan alat penghancur sampah-sampah anorganik.
Diketahui, pengelolaan sampah Nusa Bersih ini mampu menghasilkan 50 kilogram sampah perhari yang dimusnahkan menjadi abu.
Sistem pengelolaan sampah zero waste ini diharapkan mampu mengurangi timbunan sampah di Jepara, serta mengawali pentingnya kesadaran mengelola sampah dan menjaga lingkungan.
Wһat’ѕ up, for all time i used to check blog posts here early
іn the ƅreak of dаy, Ƅecause i love to learn more and more.