Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Tambak Bandeng Donorojo Didorong Jadi Budidaya Intensif

Bandeng Kartini Jepara (FOto: Diskominfo Jepara)

KlikFakta.com, JEPARA – Tak hanya mebel dan ukiran, saat ini Jepara tengah nengelola klaster tambak budidaya bandeng yang dinamakan bandeng kartini.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Jepara Farikhah menuturkan, pihaknya telah memberi penyuluhan perbaikan kawasan tambak, juga mengenalkan pemanfaatan listrik dan penggunaan teknologi, seperti kincir air.

“Ini tengah kami coba jadikan kawasan, dalam 1 hektar ada 20 ribu ikan. Pengelolaannya sudah semiintensif, sudah ada teknologinya,” tutur Elida.

Keunggulan bandeng kartini ada di rasa dan kualitas ikan, tak berbau lumpur. Pasar-pasar besar slalu menanti pasokan bandeng kartini saat panen, antara lain Juwana, Semarang, hingga Jakarta.

Selama ini usaha tambak bandeng di Ujungwatu masih menggunakan metode tradisional. Dari 1 hektare tambak hanya mampu panen 1,5 ton ikan. Sementara luas keseluruhan tambak di sana mencapai 300 hektare.

Kini, pemerintah melalui Dinas Perikanan tengah mengenalkan metode semi-intensif budidaya bandeng kartini dalam model kawasan atau klaster.

Saat ini, kata dia, baru 5 hektare tambak yang sudah dijadikan klaster. Itu sebagai permulaan, sesuai surat keputusan Menteri Perikanan Nomor 16 Tahun 2022.

Setelah jadi klaster lengkap dengan cara budidaya semiintensif, diperkirakan hasil panennya dapat mencapai 2 kali lipat per musim, atau lima bulanan.

Rencananya, panen atas budi daya metode ini sekitar dua bulan lagi.

“Kalau panen jadinya 3 ton (per hektare),” kata dia.

Pihaknya mendorong keluarga dari petambak agar bisa menciptakan inovasi produk-produk olahan berbahan dasar bandeng, seperti otak-otak, nugget, bakso, abon, dan lain sebagainya.

“Setelah panen kan langsung dijual keuntungannya hanya itu. Namun, jika melalui pengolahan melibatkan para istri, itu akan lebih tinggi nilai jualnya, dia keuntungannya lebih banyak,” ujarnya.

Data sepanjang tahun 2022, nilai produksi bandeng di Jepara sebesar 149.309.950 kilogram. Jumlah ini dihasilkan dari empat kecamatan.

Donorojo jadi wilayah paling produktif dengan hasil 74.654.950 kilogram.

Diikuti Kedung 37.327.500 kilogram, Mlonggo 22.396.500 kilogram, dan Kecamatan Jepara 14.931.000 kilogram.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *