Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Atlet Difabel Jepara Masih Minim, NPCI Akui Sulit Jaring Atlet

Para atlet (atlet difabel) balap sepeda (Foto: Istimewa)

KlikFakta.com, JEPARA – Masih minimnya atlet difabel akan berdampak pada minimnya prestasi raihan Kabupaten Jepara. Tantangan untuk mencari para atlet juga menjadi permasalahan yang harus dipikirkan semua pihak.

Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Jepara Asrori menuturkan, Jepara masih kesulitan mencari atlet difabel karena berbagai faktor.

Saat Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) 2023, Jepara hanya mengirim 18 atlet dan mengikuti empat cabang olahraga (cabor) dari total 10 cabor.

Asrori menjelaskan, pihaknya sudah semaksimal mungkin menjaring atlet dari berbagai usia. Namun masih tetap kekurangan, apalagi untuk pertandingan cabor beregu seperti sepak bola, voli, basket, dan lain-lain.

“Sebenarnya kita sudah lakukan upaya. Kalau kekurangan, masih sangat kekurangan dan kemarin kita juga sudah melakukan scouting talent dan rekrutmen,” katanya.

Ia menyebut, faktor susahnya menggaet atlet difabel adalah tidak adanya kemauan dari calon atlet atau orang tua.

“Dari anaknya kadang-kadang mau kadang ga mau. Kadang anaknya mau, orang tua tidak mau. Karena aksesibilitas untuk atlet disabilitas orang tua mendukung, all out. Karena mereka bosan latihan kalau diantar, tidak bisa berangkat sendiri. Kayak tunanetra diantar orang tua, tunggu sampai selesai,” jelasnya.

Faktor lingkungan juga mempengaruhi, lanjut dia, seperti kadangkala orang tua menutupi anak dan tidak diperbolehkan untuk ditemui.

“Sempat ada pengalaman kita malah dicurigai yang tidak-tidak. Anak seperti itu kok malah diajak olahraga, badannya aja sudah sempoyongan kok dijadikan atlet,” katanya.

Padahal, menurut Asrori, olahraga bisa menjadi prestasi yang patut dibanggakan dan membuktikan kalau para atlet bisa sukses.

Pihaknya selalu berkoordinasi baik dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) serta Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Jepara.

“Mencoba pendataan melalui Disdikpora, Kemenag, yang diteruskan ke sekolah-sekolah bahwa ada anak dengan difabel yang berpotensi, kalau misal ada kami tindak lanjuti. Melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui organisasi relawan,” ungkapnya.

Pihaknya terus mencoba untuk memamerkan keberhasilan para atlet yang berjuang di kancah internasional agar menarik minat calon bibit-bibit atlet.

Ia juga berharap kerjasama pemerintah daerah untuk terus memperkenalkan para atlet dan mendukung untuk mengangkat atlet berprestasi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Saat dapat prestasi, kita upayakan untuk diarak, supaya masyarakat bisa melihat prestasi dari atlet difabel Bisa ke luar negeri bisa ikut lomba,” katanya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *