KlikFakta.com, KUDUS – Gelar Budaya “Ngangsu Banyu” telah mencapai persiapan akhir, rencananya gelar budaya tersebut akan diselenggarakan di RKBBR, Rejosari, Dawe, Kudus pada 18-20 Agustus mendatang.
Kegiatan rutin tiap tahun yang diadakan oleh Rumah Khalwat & Balai Budaya Rejosari (RKBBR) akan kembali dilaksanakan sembari turut menyemarakkan peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia.
Koordinator Gelar Budaya, Asa Jatmiko, mengatakan berbagai pameran akan meramaikan Gelar Budaya ini seperti Pameran Lukisan, Pameran Batik, Pameran Produk-produk RKBBR Ruwat, serta Festival Jajan Pasar.
“Selain itu juga banyak kegiatan yang akan dihelat yakni lomba melukis, sajian teater, monolog, pembacaan puisi, pementasan liong, pertunjukan kelompok musik dan keroncong serta masih banyak lagi,” ujarnya saat ditemui pada Jumat (11/8).
Asa menjelaskan dalam tiga hari bertururt-turut berbagai acara digelar. Salah satunya adalah Pasar Jajan Tradisional “Sorpring” atau di kebun bambu.
“Pasar ini segaja kita adakan sebagai kampanye jajanan tradisional yang beberapa di antaranya sudah mulai jarang kita jumpai saat ini. Kita harapkan akan menjadi daya tarik bagi anak-anak muda supaya semakin mengerti dan mencintai kuliner khas masyarakat kita,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menyebut untuk anak-anak juga akan disediakan beberpa Dolanan Tradisional, dimana mereka bisa memanfaatkannya untuk bermain.
“Anak-anak yang punya hobi melukis, disediakan juga kanvas dan perlengkapan melukis. Langsung melukis di tempat, merespon aktiviats yang berlangsung di sekitarnya,” katanya.
Gelar Budaya “Ngangsu Banyu”, Lanjut asa, adalah kegiatan perayaan kegembiraan atas semua karunia yang diberikan Tuhan YME kepada seluruh masyarakat Indonesia.
“Kami mengajak dan mengundang warga masyarakat dimanapun berada untuk datang ke RKBBR. Mari kita bertemu dan berinteraksi dalam suasana gembira, saiyeg saeka praya membangun negeri tercinta,” paparnya.
Pihaknya berharap melalui kegiatan kebudayaan ini sebagai akar kuat kebangsaan kita selama ini dan sudah selayaknya untuk selalu dipelihara dan dihidupi dalam kehidupan sehari-hari.
“Kebudayaan meniscayakan perjumpaan antar anak-anak bangsa dalam persaudaraan dan persatuan, tanpa mempersoalkan perbedaan suku, agama, ras maupun golongan. Semua adalah anak-anak bangsa, dan semua memiliki kewajiban sama untuk membangun bangsa dalam peri-kehidupan yang damai,” tandasnya. (JIM/GIAN)
Wow, superb blog layout! How long have you been running
a blog for? you made running a blog look easy. The total look of your website is
magnificent, as smartly as the content! You can see similar here e-commerce