KlikFakta.com – Setidaknya ada tiga alasan mengapa terjadi salah pengertian antara orang tua dan anak. Ketiga alasan ini berkaitan erat dengan gaya komunikasi orang tua kepada anak.
Melansir Radar Solo, psikolog anak Jaka Daryana mengatakan ia sering menemui orang tua dan anak yang tak sejalan.
Ia pun mengungkapkan tiga alasan salah pengertian dalam komunikasi antara orang tua dan anak.
Pertama, orang tua merasa lebih pintar dari anak sehingga menganggap kecil peran anak.
Kedua, orang tua tidak memahami psikologi anak.
“Ketiga, orang tua tidak mau mendengar. Nah, tiga ini yang sering terjadi,” ucapnya kepada Radar Solo, Jumat (19/5/2023).
Padahal, lanjut Jaka, anak maunya didengar. Sementara orang tua tidak begitu menggubris omongan anaknya.
Adanya mis komunikasi antara keduanya biasa terjadi lantaran orang tua acuh karena sibuk ataupun karena merasa inferior. Sikap inferioritas inilah yang menyebabkan banyak orang tua menganggap remeh anaknya.
Seiring perkembangan zaman, pola asuh inferior dan memaksa secara otoriter kepada anak sudah kehilangan tempat. Perbedaan generasi menyebabkan chemistry yang tidak nyambung.
Karena itu, menerapkan pola komunikasi dua arah perlu secara rutin dan intensif.
“Pola komunikasi dua arah harus diterapkan oleh orang tua kepada anaknya. Sehingga anak juga tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, penuh rasa empati, dan memiliki konsep diri yang baik”. Begitu ungkap psikolog keluarga Ketti Murtini kepada Antara.
Dalam menjalin komunikasi pun, orang tua harus memastikan “telah mengelola emosi dengan baik saat menjalin komunikasi dengan anak-anaknya”.