KlikFakta.com, JEPARA – Pesta lomban atau tradisi melarungkan kepala kerbau oleh nelayan di Jepara, Jawa Tengah terus diuri-uri masyarakat tiap tahunnya.
Dilaksanakan sepekan setelah lebaran, pesta lomban menjadi wujud pengejawentahan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan. Lantas, bagaimana sejarah dari masa ke masa adanya pesta lomban yang khas dari Jepara?
Menyadur dari kemendikbud.go.id, Pesta Lomban merupakan warisan budaya tak benda. Lomban atau “lomba-lomba” berarti masyarakat nelayan pada masa itu bersenang-senang melaksanakan lomba-lomba laut.
Adapula sebagian mengatakan bahwa kata lomban berasal dari kata “lelumban” atau bersenang-senang. Semuanya mempunyai makna yang sama yaitu merayakan hari raya dengan bersenang-senang setelah berpuasa Ramadhan sebulan penuh.
Dalam Kalawarti/Majalah berbahasa Melayu bernama “Slompret Melayu” yang terbit di Semarang pada paruh kedua abad XIX edisi tanggal 12 dan 17 Agustus 1893, Pesta Lomban telah berlangsung lebih dari satu abad yang lampau.
Diceritakan dalam pemberitaan tersebut, bahwa pusat keramaian pada waktu itu berlangsung di teluk Jepara dan berakhir di Pulau Kelor atau Pantai Kartini.
Menurut P.J. Veth dalam buku Jawa: Geographisch, Ethnologisch, Historisch (1882) Bupati dan para kepala desa ikut berperan dalam persiapan pelaksanaan lomban.
Bupati biasanya pergi ke Pulau Kelos dengan membawa 12 buah bambu yang dipasang di roda, yang dilumuri dengan kapur dan digambari dengan bentuk harimau serta naga.
Dalam artikel berjudul “Budaya Syawalan Atau Lomban Di Jepara: Studi Komparasi Akhir Abad Ke-19 Dan Tahun 2013” karya Alamsyah, dosen Universitas Diponegoro menerangkan Lomban pada tahun 2013 dilaksanakan di 3 (tiga) objek wisata yaitu Pantai Kartini, Pantai Tirta Samudera, dan Pantai Benteng Portugis. Lomban sudah masuk dalam alender of Event Pariwisata skala nasional.
Lomban Dimeriahkan Festival Kupat Lepet 15 Agustus 2013 Awal rangkaian lomban dimulai dengan doa dengan berziarah ke makan Cik Lanang di Pemandian Pantai Kartini dan Ziarah ke makam Mbah Rongggo yang dilakukan pada H-1 lomban.
Pada malam harinya sebelum prosesi larungan, di TPI Ujung Batu dilangsungkan pagelaran wayang kulit.
Dilansir dari detik.com, acara Festival Kupat Lepet juga memeriahkan Pesta Lomban yang dimulai dengan rangkaian acara tarian dan pertunjukan pencak silat.
Ada dua gunungan kupat lepet yang menjadi rebutan warga. Tahun 2022, jumlah kupat lepet ada 2.022 buah. jumlah kupat lepet ada 2.022 buah. Ini dimaksud kata dia sebagai bentuk syukur diberikan kesehatan
I’ve recently started a site, the information you provide on this website has helped me tremendously. Thanks for all of your time & work. “There can be no real freedom without the freedom to fail.” by Erich Fromm.