Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Revitalisasi Hutan Mangrove di Pantai Kropak Jepara Tanam Hingga 6000 Bibit

Wapalhi FSH Unisnu Jepara menggelara kegiatan revitalisasi hutan mangrove pesisir Jepara pada Minggu (12/3)

KlikFakta.com, JEPARA – Wahana Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (Wapalhi) FSH Unisnu Jepara menggelar kegiatan Revitalisasi Hutan Mangrove Pesisir Jepara (RHMPJ) pada Minggu (12/3). Sebanyak 6000 bibit mangrove jenis rhizophora ditanam dalam kegiatan ini.

Penanaman mangrove terselenggara di Pantai Kropak, Dukuh Margokerto, Desa Bondo, Kecamatan Bangsi, Kabupaten Jepara. Lebih dari 300 orang dari Mapala se-Jawa Tengah, sispala, opala, dan masyarakat ikut serta dalam RHMPJ ke empat ini.

Ini merupakan kali keempat revitalisasi hutan mangrove terlaksana. Sebelumnya, Wapalhi FSH Unisnu Jepara telah melakukan RHMPJ di Desa Bulak Baru.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan secara keseluruhan ada 16 kabupaten/kota yang memiliki ekosistem mangrove. Dari jumlah itu, ada 5 daerah yang mengalami penambahan luas ekosistem mangrove.

Lima daerah itu adalah Pati, Jepara, Pemalang, Kota Pekalongan, dan Cilacap.

Namun secara umum, daerah Jawa Tengah mengalami degradasi tutupan mangrove.

“Secara umum tutupan mangrove di Jawa Tengah mengalami degradasi dari tahun 2017–2020 seluas + 716,41 ha,” kata Ganjar yang diwakilkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Widi Hartanto.

Alih fungsi lahan, sedimentasi yang tinggi, erosi, abrasi, hingga pengrusakan mangrove oleh oknum masyarakat untuk area tambak menjadi penyebab degradasi.

Lebih lanjut, daerah lain yang memiliki ekosistem mangrove meliputi Rembang, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Tegal, Brebes, Kebumen, Purworejo, Kota Semarang, dan Tegal.

Ketua Wapalhi FSH Unisnu Jepara, Kadhumatul Hilma mengatakan, pihaknya akan terus memantau pertumbuhan mangrove itu.

“Kami akan terus melakukan pemantauan serta tambal sulam di lokasi ini pasca penanaman dan memastikan mangrove-mangrove tumbuh dengan baik,” ucapnya.

Ia kemudian melanjutkan, kegiatan ini bertujuan agar “ke depannya tidak lagi terjadi abrasi atau rob di wilayah ini”.

(WAPALHI)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *