Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Soto dan Pindang Kerbau Mbak Mar Kudus, Rekomendasi Pak Bondan

Warung makan “Mbak Mar” menyajikan soto dan pindang kerbau berada di pusat kuliner Taman Bojana, utara Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.

KlikFakta.com, KUDUS- Nikmatnya kuliner khas Kudus, soto dan pindang kerbau pernah mendapat pengakuan dari pakar kuliner Bondan Haryo Winarno. Beliau yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Bondan, memang sudah tiada. Namun kuliner rekomendasinya masih terus diburu. Tak terkecuali kuliner khas Kudus, soto dan pindang kerbau.

Kudus memang terkenal memiliki segudang jenis masakan kuliner yang cukup populer dan enak.

Selain soto kerbau, penikmat kuliner juga merasakan enaknya pindang kerbau.

Kuliner ini mungkin agak sama dengan masakan berkuah sejenis rawon asal Surabaya.

“Yang membedakan, kalau rawon tidak pakai santan dan rempah kluwaknya banyak, sedang pindang kerbau memakai santan dan campuran kluwaknya sedikit,” ujar Sumarni (56), pemilik warung makan soto dan pindang kerbau “Mbak Mar”, Selasa 24 Januari 2023.

Warung makan “Mbak Mar” berada di pusat kuliner Taman Bojana, utara Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.

Dari pintu utama Taman Bojana yang menghadap ke selatan, masuklah beberapa langkah dan ambil jalan ke lorong kanan.

Lokasi warung berada di deret kedua sebelah kanan.

Di situ akan terlihat dan terpampang jelas papan nama warung soto dan pindang kerbau tersebut.

Di tempat itu pula, Pak Bondan bersama rombongan pernah melakukan “tes rasa” masakan soto dan pindang perbau racikan “Mbak Mar”.

Sebelum ke situ, ada banyak warung soto dan pindang kerbau di Kudus yang dikujungi Pak Bondan

Namun soal rasa, rekomendasi Pak Bondan jatuh kepada warung soto dan pindang kerbau “Mbak Mar”.

Bahkan Pak Bondan memilihnya sebagai salah satu kuliner favorit di Kota Kudus dan memberikannya sertifikat.

Rasa soto dan pindang “Mbak Mar” dinilai pas di lidah, masakannya tidak terlalu kental, aroma harum dan begitu terasa rempahnya.

“Pokoknya maknyus, top markotop,” kata Sumarni, menirukan jargon dan gaya khas Pak Bondan kala itu.

Berkah dari semua itu, warung makan “Mbak Mar” semakin terkenal dan banyak orang dari luar kota berdatangan.

Mereka ketagihan dengan sedapnya rasa soto dan pindang “Mbak Mar”.

Oh ya, kalau ingin makan di tempat itu, warung buka mulai pukul 06.30 WIB hingga 21.00 WIB.

Tak hanya bisa makan di tempat, ternyata banyak di antara para pelanggannya yang kemudian memesan bumbu soto dan pindang kerbau.

Bahkan beberapa pelanggan rela membeli resep bumbu khas “Mbak Mar” untuk membuka usaha warung di kota lain.

Warung soto dan pindang dengan resep ala “Mbak Mar” ini, sudah jadi menu warung di Jakarta dan Yogyakarta.

“Alhamdulillah warung soto dan pindang mereka laris juga,” katanya.

Pak Bondan sebenarnya datang belakangan sebagai penikmat enaknya soto dan pindang kerbau “Mbak Mar”, yaitu pada tahun 2005.

Jauh sebelum itu, sejak tahun 1987 warung makan itu sudah ramai dan memiliki banyak pelanggan.

Bahkan ada pelanggan dari Semarang, seminggu sekali memesan dan beli soto kerbau bungkus hingga belasan porsi.

“Bayarnya lewat transfer, dan pesanan di ambil sopir pribadi,” terangnya.

Menurutnya, kedatangan Pak Bondan ke Kudus waktu itu tak hanya merekomendasi soto dan pindang kerbaunya.

Masakan kuliner lain di Kudus yang menjadi favoritnya juga masuk dalam rekomendasi Pak Bondan.

Di antaranya sate kerbau, sop kerbau dan garang asem.

Selama ini orang mengenal Kudus sebagai Kota Kretek, seiring dengan menjamurnya perusahaan rokok.

Kudus juga terkenal sebagai tempat wisata religius dengan bangunan menara bergaya arsitektur Hindu dan dua makam Walisongo, yakni makam Sunan Kudus dan Sunan Muria.

Selain itu, terkenal dengan oleh-oleh atau buah tangan Jenang Kudus dan Kacang Kaligelis.

Sedang masakan kuliner yang cukup terkenal yaitu sate kerbau, sop kerbau, soto dan pindang kerbau.

Masakan berbahan daging kerbau tetap menjadi ciri khas Kota Kudus, meski soto dan pindang ayam yang juga dijual di warung “Mbak Mar” pun tak kalah enaknya.

Kerbau menjadi bahan utama, karena waktu itu Sunan Kudus ketika menyebarkan agama Islam melarang pengikutnya untuk menyembelih sapi.

Hal itu sebagai bentuk penghormatan dan toleransi kepada mayoritas pemeluk agama Hindu.

Dalam budaya dan kepercayaan agama Hindu, sapi merupakan hewan yang dianggap suci dan sakral.

Namun seiring berjalannya waktu, makanan kuliner berbahan daging sapi kini mulai bermunculan di Kudus, meski jumlahnya tak lebih hitungan jari.

“Di Kudus memang lebih dikenal dengan masakan olahan atau kuliner berbahan daging kerbau,” tandas Sumarni. **

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *