Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Sadis! 2 Remaja di Makassar Bunuh Bocah 11 Tahun untuk Dijual Organ Tubuhnya

Detik-detik penculikan korban yang terekam CCTV (Foto: Realita.co)

KlikFakta.com – Sungguh keji perbuatan yang dilakukan oleh AD (17) dan MF (14). Dua remaja di Makassar ini tega menculik dan membunuh seorang bocah 11 tahun bernama Muh Fadli Sadewa.

Diketahui dari Realita.co, keduanya membunuh korban lantaran ingin menjual organ tubuhnya.

Namun itu tidak jadi dilakukan. Ini diketahui dari pernyataan Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto bahwa tubuh korban Fadli masih utuh ketika ditemukan.

Tubuh Fadli ditemukan di kawasan Waduk Nipa-Nipa, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Budhi mengatakan Fadli meninggal karena “dicekik dan dibenturkan (ke dinding secara berulang)”.

Dari keterangan Wakasat Reskrim Polrestabes Jufri Natsir kepada detikSulsel, Selasa (10/1), kedua tersangka belajar tentang penjualan organ manusia melalui internet.

“AR ini dari tahun 2022 dia buka akun terkait penjualan organ tubuh manusia. Organ tubuh itu kan hati, jantung, ginjal, paru. Itu per dollar kalau dirupiahkan mahal kan mahal itu,” jelas Jufri.

Jufri melanjutkan, AR menjadi terobsesi menjual organ manusia. Dia pun sudah menargetkan Fadli sebagai korban.

“Dia sudah mulai terobsesi. Ada di pikirannya terus. Sehingga kurang lebih 1 tahun ada dalam benaknya. Nah kemarin baru terlaksana yang korban ini (akhirnya dieksekusi pelaku),” ucapnya.

Kombes Budhi mengatakan, kedua pelaku malah kebingungan setelah menghabisi nyawa Fadli.

Keduanya mengaku belum pernah bertemu dealer atau orang yang menjanjikan uang hasil penjualan organ itu.

Mereka hanya mendapatkan informasi dari internet tentang keuntungan menjual organ tubuh manusia, lalu terputus.

Keduanya juga belum mengetahui siapa pembelinya.

“Dia (kedua tersangka) bingung mau diapain ini barang (tubuh korban), akhirnya dibuang,” kata Budhi.

Sejauh ini, AD dan MF tidak terlibat dalam jaringan mafia penjualan organ tubuh manusia.

Menurutnya, peristiwa tragis ini murni karena salah mengonsumsi informasi dari internet. “Jadi karena ini pelakunya anak-anak dan keterbatasan pengetahuan,” ucapnya.

Sumber: Realita.co, Detikcom

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *