KlikFakta.com – Jika anda suka seni budaya Jepang pasti tidak asing dengan budaya mereka yang suka makan telur mentah. Padahal jika SobatFakta mencobanya di rumah, bisa-bisa berakhir di Rumah Sakit karena bakteri Salmonella.
Lalu apa yang menyebabkan makan telur mentah di Jepang aman?
Apakah perut mereka kebal dari bakteri Salmonella?
Tentu tidak!
Negeri sakura terkenal dengan teknologinya yang mumpuni. Begitu pula teknologi dalam mengolah pangan.
Melansir dearjapanese, Jepang sudah mengadopsi teknologi paling mutakhir untuk memproses telur sehingga bebas Salmonella.
Bukan hanya soal telurnya, tapi dari beternak ayam hingga mengolah telur sampai ke tangan konsumen punya standar ketat.
Para peternak dan pekerja selalu menjaga prosedur yang ketat dalam memproduksi, mencuci, dan memilih telur.
Semua peternakan di seluruh perfektur juga menggunakan metode generasi untuk memproduksi telur. Artinya, peternakan bertahan dari generasi ke generasi.
Sehingga semua telur merupakan keturunan dari orangtua, kakek nenek, hingga buyut.
Mengapa mereka memilih praktek begitu?
Rupanya dengan praktek generasi itu, akan mudah melacak asal telur bila ada yang terkontaminasi.
Tidak sembarangan, lokasi peternakan juga berdekatan satu sama lain dan dekat dari jalan utama. Ini untuk memudahkan pengendalian penyakit jika ada keadaan darurat.
Peternakan ayam di Jepang pun jauh lebih modern dan berteknologi tinggi. Siapa saja yang masuk peternakan juga sangat ketat.
Setiap orang yang masuk peternakan harus ganti pakaian dan mengenakan seragam khusus.
Hewan liar, burung, dan serangga haram di dekat peternakan.
Ayamnya pun tidak sekedar makan pelet. Setiap makanan yang masuk ke perut induk ayam harus bergizi dan bernutrisi. Agar telur yang dihasilkan punya gizi lebih mumpuni.
Telur yang sudah dipanen kemudian masuk ke tahap penanganan menggunakan mesin berteknologi canggih.
Semua penanganan telur menggunakan mesin. Melansir web-japan, mesin itu memproses secara otomatis mulai dari membersihkan, mengecek kualitas, mensortir berdasarkan ukuran, sampai pengepakan.
Mesin ini bisa menangani 120.000 telur dalam satu jam.
Proses pertama dengan membariskan telur dengan posisi ujung lancip di bawah.
Alasannya agar kuning telur tidak kontak langsung dengan cangkang. Sementara dengan menghadapkan ujung tumpul ke atas, kuning telur akan kontak dengan kantong udara, bukan cangkang.
Ini karena cangkang jadi jalan paling berpotensi cemaran bakteri.
Dua belas sikat khusus berputar dengan kecepatan tinggi, memoles semua sisi telur. Semburan udara dan sebelas sikat pengering kemudian menghilangkan air, dan tiga baling-baling menyelesaikan tahap pengeringan.
Setelah itu telur masuk pengecekan apakah ada retakan dengan cara dipukul sangat pelan. Mesin akan mengidentifikasi retakan melalui suara pukulan telur.
Telur yang lolos seleksi lalu melalui tahap cek bercak darah menggunakan teknologi sinaran.
Rampung semua proses, telur kemudian masuk proses pengepakan sesuai ukuran dan berat.
Selain semua proses yang ketat ini, telur di Jepang dikemas dengan mempertahankan standar Japan Poultry Association.
Sesuai standar, setiap produsen telur harus mencantumkan tanggal kedaluwarsa untuk rasa, bukan untuk mengkonsumsi telur.
Tanggal kedaluwarsa ini adalah batas waktu telur bisa dimakan mentah.
Jadi, jangan sembarangan meniru makan telur mentah ya SobatFakta. Karena teknologi peternakan telur kita belum semaju Jepang.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.
ventolin 100 mcg: buy albuterol inhaler – rx coupon ventolin
ventolin india
neurontin capsule 400 mg: cost of neurontin 600 mg – neurontin 400 mg capsule
40 mg daily prednisone: prednisone 5443 – prednisone 2.5 mg tab
prednisone pharmacy: prednisone 3 tablets daily – prednisone purchase canada
indian pharmacy paypal: Indian pharmacy international shipping – online shopping pharmacy india