Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Waduh! Ribuan Anak Kudus Mengalami Stunting

Ilustrasi stunting (Foto: Halodoc)

KlikFakta.com, KUDUS – Data Murianews memaparkan bahwa per Agustus 2022, 3.557 balita di Kabupaten Kudus mengalami stunting atau kondisi gagal tumbuh.

Jumlah ribuan itu setara dengan 6,5 persen populasi dari total 54.160 balita.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabuoaten (DKK) Kudus, Nuryanto mengatakan stunting disebabkan kurangnya azupan diri serta pola asuh yang salah.

“Asupan gizinya tidak maksimal. Seringnya karena orang tua dalam hal ini ibu sibuk bekerja/ Kemudian anak dititipkan ke neneknya yang belum paham soal pemberian gizi yang bear,” ungkapnya, Sabtu (26/11).

Dia menambahkan, gizi anak usia dua hingga 5 tahun harus menjadi perhatian. Nuryanto turut menjabarkan gizi yang tepat bagi anak dari usia 0 bulan hingga balita.

“Bayi usia 0-6 bulan balita harus diberi ASI eksklusif dari ibu tanpa harus diberi maan tambahan,” kata dia.

Pemberian makanan tambahan tidak dianjurkan di usia tersebut karena lambung bayi masih sebesar kelereng.

Pemberian makanan tambahan malah akan mengakibatkan permasalahan lain seperti kencing manis bahkan kanker.

Kemudian di usia 6 bulan sampai 1 tahun, balita baru bisa diberikan makanan tambahan lunak dan kaya protein.

“Usia satu tahun sampai dua tahun tetap diberi ASI eksklusif ditambah dengan susu formula dan bubur. Selain itu ibsa dengan telur ayam dan daging yang sudah dihaluskan,” terangnya.

Pemberian makanan bergizi seimbang penting bagi anak 5 tahun. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.

“Hal-hal itu yang jarang diperhatikan orang tua karena faktor kesibukan. Sehingga balita menjadi stunting,” ujarnya.

Upaya edukask berusaha diberikan oleh DKK untuk mengatasi dan mencegah stunting.

“Kami terus lakukan edukasi terkait pencegahan stunting. Harapannya dapat menekan angka stunting,” imbuh Nuryanto.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *