Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

PKL Balai Jagong Pekerjakan Pelayan Berpakaian Seksi, Disdak Ancam Tutup dan Coret Nama

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus Sudiharti (foto : klikfakta.com)

KlikFakta.com, KUDUS – Banyaknya laporan ke Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus tentang adanya pedagang kaki lima (PKL) di Balai Jagong Wergu Wetan, Kecamatan Kota Kudus yang mempekerjakan gadis pelayan berpakaian seksi mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kudus.

Dinas Perdagangan Kudus menegaskan tidak akan memberi kelonggaran lagi kepada PKL yang mempekerjakan pelayan gadis dengan pakaian seksi.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus Sudiharti saat mengumpulkan 131 PKL yang berjualan di area Balai Jagong Kudus, Selasa (11/05/2021) di Aula Disdag.

Kepala Disdag Kudus Sudiharti memberikan arahan kepada para PKL Balai Jagong di aula Disdag

Pemanggilan tersebut, bertujuan sebagai pembinaaan agar PKL yang berjualan bisa lebih baik lagi dan mengikuti aturan yang berlaku.

“Jangan sampai ada yang berjualan dengan mempekerjakan pelayan seksi. Kami dapat laporan bahwa ada di situ seorang pelayan yang dibawa seseorang,” kata perempuan yang sering disapa Etik, Selasa (11/5/2021).

Kasus dibawanya satu gadis pelayan itu, ungkap Sudiharti dialami oleh PKL yang berjualan di depan GOR Bung Karno Kudus. Dan kasus tersebut, tengah ditangani oleh pihak Komnas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Kudus. 

Disdag sangat menyayangkan adanya kejadian itu. Oleh sebab itu, agar kasus tersebut tidak terulang kembali, pihaknya mengumpulkan 131 PKL Balai Jagong untuk dihimbau tidak lagi mempekerjakan pelayan gadis dengan pakaian yang seksi. 

“Nah hari ini, dalam rangka pembinaan kepada PKL Balai Jagong untuk tidak mempekerjakan gadis dengan pakaian seksi sebagai pelayan, ” lanjut Etik. 

Dari pantauan yang dilakukan Etik bersama dengan timnya, ada 10 pedagang yang diketahui mempekerjakan pelayan seksi demi menarik minat pelanggan. Padahal barang yang dijual hanya makanan-makanan angkringan pada umumnya. Dan tanpa pelayan pun, dagangan PKL bisa terhandle dengan baik. 

Sejak awal para PKL tersebut sudah dihimbau Disdag untuk tidak menggunakan jasa pelayan. Namun, banyak yang dari mereka tetap nekad berjualan dengan mempekerjakan pelayan wanita. Dari apa yang disampaikan Etik, para pedagang berdalih bahwa mereka ada yang melindungi. Yang membuat mereka semena-mena melakukan apa yang mereka inginkan. 

“Ya mungkin ngomongnya, kalau yang mereka sebut ada oknum yang membekengi mereka. Entah itu benar atau tidak, kamu kurang tau. Tapi kalau kami ke sana, mereka (pedagang yang mempekrjakan pelayan berpakaian seksi) tidak ada,” terangnya. 

Atas kejadian yang ada, jika ada yang nekad kembali pekerjakan pelayan berpakaian seksi, Disdag tak segan-segan mengangkut dagangan para PKL ke atas truk. Yang kemudian menutup tempat jualan mereka dan mencoret nama mereka sebagai PKL yang punya hak menempati Balai Jagong. 

“Mulai nanti malam kami akan cek ke lokasi. Kalau masih ada yang nekad, sanksinya kita akan angkut dagangan mereka. Pokoknya kami akan coret, tidak boleh berjualan di balai jagong dan sekitarnya, ” pungkasnya.

RA

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *