Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Tunggu Instruksi Pemerintah, PGRI Siap untuk Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka

Sekretaris PGRI Jateng Aris Munandar yang memakai masker Putih didampingi Ketua Pengurus PGRI Kabupaten Kudus Ahadi Setiawan (foto:klikFakta.com).

KlikFakta.com, KUDUS – Sudah satu tahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Kabupaten Kudus berlangsung. Hal ini dianggap kurang efektif diterapkan di sekolah-sekolah. Bahkan, pembelajaran dengan sistem daring ini bisa menyebabkan lost learning.

Sekretaris PGRI Jateng Aris Munandar membeberkan, hasil studi yang telah dilakukan oleh salah satu peneliti dari UPGRIS menyatakan bahwa efektivitas PJJ tidak ada 50 persen. Sehingga hal tersebut dirasa tidak signifikan untuk diterapkan di sekolah secara berlanjut.

“PJJ itu efektivitasnya tidak ada 50 persen, sudah ada yang meneliti itu. Jadinya tidak signifikan,” katanya.

Pihaknya berharap, pemerintah bisa lebih memikirkan kembali agar pembelajaran yang diterapkan di sekolah menyentuh prosentasi 50 persen. Selain itu, juga perlu dipersiapkan pembelajaran tatap muka agar bisa segera dimulai.

“Paling tidak, tahun ajaran baru itu sudah dilaksanakan. Kita berdoa saja, semoga setelah lebaran, covid 19 ini bisa segera sirna,” imbuhnya.

Aris juga mengimbau kepada para guru untuk mulai mempersiapkan diri dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Tentunya dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan covid 19 yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Guru harus mempersiapkan diri untuk merintis pembelajaran tatap muka. Sebab kalau terus seperti ini bisa terjadi lost learning, dan itu membahayakan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus PGRI Kabupaten Kudus Ahadi Setiawan menambahkan, pembelajaran tatap muka memang sudah lama dipersiapkan. Pihaknya juga telah menyuarakan anjuran pemerintah terkait 5M kepada sekolah-sekolah di Kudus.

“Untuk persiapan sendiri, salah satunya, PGRI telah menyuarakan prokes yang ada di sekolah. Demikian juga, anak-anak sudah kita biasakan, seperti saat mengambil atau mengumpulkan tugas. Dengan memakai face shiel dan masker, menghindari kerumunan, menyediakan tempat cuci tangan guna meminimalisir klaster baru,” terangnya.

Pihaknya juga mengaku siap untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Tentunya hal ini tetap menunggu instruksi dari arahan pemerintah bagaimana ke depannya nanti.

“Institusi di dinas pendidikan insyaallah siap untuk tatap muka, tinggal nanti arahan pemerintah ke dinas pendidikan nanti bagaimana, dinas akan mem-breakdown ke sekolah,” pungkasnya. 

RA

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *