KlikFakta.com, KUDUS – Dalam rangka peringati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day, Senin (8/3/2021), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Eksekutif Mahasiswa Kudus (Femaku) adakan aksi di depan kantor Bupati Kudus.
Satu orang perempuan berjilbab hitam maju ke depan,di mimbar bebas yang telah mereka siapkan, bernyanyi beberapa lagu diiringi musik dari kawan lelakinya yang saat itu ikut andil dalam aksi kali ini.
Selain bernyayi, orasi dengan menggunakan megaphone pun tak luput dalam aksi hari itu. Membagikan setangkai bunga dengan diselipkan harapan juga dibagikan kepada para pengendara perempuan yang melewati jalan Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus.
Mereka berharap, aksi kali ini dapat berjalan dengan lancar dan pesan yang ingin mereka sampaikan dapat tersampaikan.
Koordinator lapangan (korlap) Nurul Asnal mengungkapkan bahwa aksi ini adalah aksi damai oleh Femaku memperingati International Women’s Day. Ia menyebut ada sekitar 50 mahasiswa dari berbagai kampus di Kudus yang ikut aksi hari ini. “Mahasiswa yang ikut aksi ini tergabung dalam Forum BEM Kudus. Dari Universitas Muria Kudus (UMK), Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKu), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Stikes Cendekia Utama Kudus, Akademi Keperawatan Krida Husada, dan Politeknik Kudus,” jelas Nurul, Senin (8/3/2021).
Perempuan yang juga merupakan Presiden BEM di UMKu ini mengungkapkan beberapa harapan peringatan hari perempuan ini. Pertama mereka mengahrapkan semua elemen masyarakat untuk menyadari pentingnya Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUUPKS), dan pentingnya RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT).
“Ketiga kami mendorong agar pihak universitas membuat SOP mengenai penanganan kekerasan seksual di kampus, ” lanjutnya.
Ia juga berharap agar di masing-masing BEM di Kudus segera membentuk divisi pemberdayaaan perempuan.
“Harapan kami di Hari Perempuan Dunia ini semoga perempuan diberikan wadah agar kita selalu merasa dilindungi dan disamaratakan, tidak ada pemandangan gender atau membedakaan antara perempuan dengan laki-laki, ” sambung Nurul.
Salah satu pengendara wanita yang lewat saat itu, Dina Mardhiya merasa tersanjung dengan diperingatinya hari Perempuan Dunia kali ini. Ia mengatakan dengan adanya peringatan ini bisa mengingatkan kepada perjuangan para perempuan Indonesia dulu, salah satunya Raden Ajeng Kartika.
“Acara hari ini bagus, semoga bisa dilanjutkan. Kita sebagai perempuan merasa tersanjung. Apalagi sekarang sudah jadi ibu-ibu yang harus selalu merawat anak-anaknya dan menjadi ibu rumah tangga, ” katanya.