Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pelajar SMPN 1 Kudus Sabet Medali Emas saat Ikuti Ajang AISEF


Mirza Tsabita Wafa’ana dan Muhammad Fariz Kautsar siswa kelas IX (foto:klikfakta.com)

KlikFakta.com, KUDUS – Pelajar SMPN 1Kudus, Jawa Tengah, berhasil menyabet medali emas di ajang ASEAN Innovative Science and Enterpreneurship Fair (AISEF) 2021. Mereka terlibat dalam penelitian tentang pemanfaatan kefir dari susu kambing etawa untuk bioterapi pemulihan operasi divertikulitis duodenum.

Guru pembimbing SMPN 1 Kudus Sri Winarni yang mendampingi kedua siswa berprestasi mengatakan, pelajar yang terlibat dalam perlombaan, yakni Mirza Tsabita Wafa’ana dan Muhammad Fariz Kautsar siswa kelas IX.

Untuk medali yang diterima dalam ajang tersebut, Sri mengaku, masih menunggu. “Hanya saja, medalinya belum kami terima karena masih menunggu,” ujarnya.

Untuk pelaksanaan lomba berlangsung secara virtual melaui aplikasi zoom pada Kamis 18 Februari 2021. Peserta ajang AISEF yang digelar 18 Februari 2021 tersebut, kata Sri, berjumlah 505 tim dari 20 negara.

Walaupun pelaksanaannya berlangsung secara virtual, namun kedua pelajar tersebut tidak boleh didampingi guru maupun orang tua.

Lanjut Sri, sehingga keduanya benar-benar mempresentasikan penelitiannya itu sendiri serta menunjukkan bukti hasil penelitiannya berupa video proses pembuat kefir.

Mirza Tsabita Wafa’ana mengatakan, awal mula melakukan penelitian tersebut dari teman ibunya yang mengalami gejala pemulihan operasi.

Walaupun terlihat sederhana, ternyata untuk proses fermentasinya membutuhkan waktu hingga sepekan hingga menjadi kefir yang siap digunakan untuk terapi.

Lebih lanjut, inovasi pemanfaatan kefir susu kambing etawa untuk bioterapi pemulihan operasi divertikulasi duodenum atau peradangan yang terjadi pada kantung-kantung yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan.

“Dari informasi awal bisa disembuhkan dengan bahan-bahan alami. Kemudian saya bersama Muhammad Fariz mencoba membiat inovasi tersebut untuk terapi secara alami tanpa menggunakan obat kimia,” jelasnya.

Atas dasar itu, lanjut Mirza, lantas muncul ide untuk membuat kefir dengan menggunakan bahan-bahan yang cukup sederhana, mulai dari susu kambing etawa, susu sapi dan susu kedelai dengan komposisi tertentu.

Sebelum mendapatkan medali emas di ajang AISEF, kudua pelajar tersebut juga pernah ikut di ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang berlangsung 18-23 Desember 2020 secara virtual.

Hasil dari ajang I2ASPO tersebut, keduanya hanya mampu menyabet medali perak, sedang di ajang yang sama di tingkat nasional, yakni National Applied Science Project Olympiad 2020 menyabet medali perunggu. Sedangkan di ajang yang lebih tinggi, yakni AISEF justru menyabet medali emas dengan penelitian yang sama.

S Rahayu

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *