Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

KB Syamsa Auladina Cetak Generasi Tahfidz Hingga Terima Pendaftar ABK

APRESIASI SISWA BERPRESTASI; Kepala KB Syamsa Auladina, Sri Sofiyatun, S.Pd.I., S.Pd memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi untuk anak-anak didiknya yang telah berprestasi. (foto ini diambil sebelum pandemi. (*)


    
Klikfakta.com, KUDUS – Kelompok Bermain (KB) Syamsa Auladina yang memiliki keunggulan dalam mencetak lulusan tahfidz Al Quran juz 30 ini memandang sama setiap murid termasuk bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
    Kepala KB Syamsa Auladina, Sri Sofiyatun, S.Pd.I., S.Pd mengatakan sejak sekolah yang beralamat di Jl. GOR No. 1 Kudus ini berdiri pada 5 April 2010 hingga sekarang, setidaknya terdapat 20 ABK.
    “Seperti tahun ini, siswa kami mencapai 167 anak dan tiga diantaranya berkebutuhan khusus. Memang KB kami terkenal ramah bagi anak termasuk ABK. Bahkan tak jarang sekolah kami menjadi rujukan sekolah lain yang menjumpai ABK,” katanya, Rabu (2/9/2020) lalu.
    Lebih lanjut, Ia menceritakan bahwa kebanyakan ABK yang sekolah tertangani dengan baik dan banyak mereka yang lulus dapat melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah reguler seperti anak-anak pada umumnya.
    “Bahkan dari mereka banyak yang berprestasi. Seperti siswa yang ketika sekolah memiliki keterlambatan bicara justru saat ini berprestasi menjuarai berbagai pidato. Intinya kita tidak membedakan dalam mengajar bagi siswa-siswi kami. Kita menerima apa adanya,” ungkapnya.
    Adapun untuk menangani anak-anak ABK sekolah menyiapkan tiga guru yang khusus mendampingi anak selama di sekolah. Tak hanya itu, guru-guru ini juga menerapkan pola asuh dan pola makan sesuai dengan anjuran terapis yang menangani anak-anak tersebut.
    “Seperti anak-anak autis itu harus diet atau tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsi makanan untuk penyembuhannya. Terutama makanan yang mengandung ragi dan gula agar perkembangan perilaku, kemampuan komunikasi dan sosialnya dapat berkembang secara optimal,” jelasnya.
    Sementara itu dalam melakukan proses belajar mengajar ke semua siswanya, KB Syamsa Auladina ini menggunakan sistem pembelajaran sentra (learning centre) dengan tujuan agar proses pembelajaran disesuaikan dengan minat anak dengan tetap mengacu pada aspek pengembangan yang ingin dicapai.
    Anak ABK yang pernah diterima KB Syamsa Auladina meliputi anak yang memiliki keterlambatan motorik, tuna rungu, autis, tuna grahita, disleksia, hingga keterlambatan bicara.
    “Kami tidak menerima down syndrome karena pada dasarnya ABK ini hanya butuh terapi saja untuk kesembuhannya,” ujarnya.
    Sementara itu, untuk hafalan juz 30, bagi anak usia empat tahun ke atas anak-anak harus menyetor hafalan satu hari satu ayat. Sedangkan untuk anak-anak usia di bawahnya hanya diperdengarkan baik oleh guru maupun orang tua sehingga anak kenal dengan surat-surat pendek tersebut.
    “Namun, selama pandemi, anak-anak hanya belajar dari rumah dan kami memberikan materi pembelajaran melalui video dan memotivasi anak untuk terus belajar melalui android,” paparnya.
    Keadaan ini tentu kurang efektif jika dibandingkan dengan masa-masa sebelum pandemi. Mengingat keberhasilan pendidikan anak usia dini ditentukan tiga faktor yakni keluarga, sekolah, dan lingkungan sehingga mampu mengoptimalkan kemampuan anak sesuai perkembangannya.
    “Selama pandemi berbagai ajang lomba untuk mengasah prestasi anak juga ditiadakan. Padahal anak-anak kami juga banyak yang berprestasi. Seperti Juara 2 lomba deklarasi puisi di SDIT Al-Islam Kudus tahun 2019, Juara 1 Lomba Buku Cerita Gebyar Paud Kategori Orang Tua tingkat Kecamatan Kota Kudus tahun 2018. Dan masih banyak kejuaraan-kejuaraan yang berhasil kita raih,” pungkasnya. (*)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *