Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Mantap! MPLS Sejati Kudus di Desa Pasuruhan Kidul Tawarkan Pendidikan Setara Formal Tanpa Memandang Usia

KlikFakta.com, KUDUS – Dewasa ini kebutuhan akan lembaga pendidikan yang menjunjung kesetaraan tanpa membedakan status, kepintaran, hingga umur menjadi makin kuat.

Terutama dengan maraknya kasus perundungan dan putus sekolah yang terjadi.

Hal ini mendasari Anna Rita, S.PD., M.E. untuk mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sejati Kudus pada 2016 lalu.

Lembaga pendidikan nonformal ini bertujuan untuk memberdayakan potensi, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap masyarakat, mendorong pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

PKBM Sejati di Desa Pasuruhan Kidul, RT. 5 RW. 1, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus ini mendapat tempat belajar di SD Pasuruhan Kidul, Kabupaten Kudus.

Kini sudah memiliki ratusan siswa mulai dari paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SMA/MA.

Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Seperti masalah ekonomi atau kurang mampu menempuh pendidikan formal, putus sekolah, mendapat perlakuan tidak pantas, dan usia yang melebihi siswa pada umumnya.

Kepala PKBM Sejati Kudus, Anna Rita, S.PD., M.E, mengungkapkan sekolah yang ia dirikan bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pembelajaran dan mengalami keresahan karena tidak bisa menempuh pendidikan secara formal.

“Orang-orang mungkin ikut PKBM karena berbagai alasan, seperti mengakhiri pendidikan formal, mengikuti program pendidikan kesetaraan, pengetahuan dan keterampilan yang setara dengan tingkat yang ditempuh maupun memperoleh kualifikasi tambahan,” ujarnya saat ditemui di SD Pasuruhan Kidul, Kudus pada Sabtu (14/9/2024).

“Dengan berbagai keresahan, kami berdiri tidak membedakan status sosial, agama, dan budaya. Fleksibel dalam jadwal serta tidak mengenal batasan usia untuk terus belajar yang telah ditentukan sampai umur 73 tahun,” katanya.

Rita menyebut banyak siswanya yang sudah bekerja. Karena itu pembelajaran hanya berlangsung tiga kali dalam seminggu di akhir pekan.

“Para siswa di sini biasanya diikuti oleh yang sudah kerja, karena jam belajar kita sore-malam mulai Jumat, Sabtu dan Minggu. Jadi mereka bisa tetap kerja dan tidak mengganggu jam belajar,” jelasnya.

Pihaknya menjelaskan  PKBM Sejati telah meraih akreditasi A oleh BAN-PDM (Badan Akreditasi Nasional-Paud, Dasar dan Menengah) Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, pihaknya mengikuti kurikulum merdeka dan mengajarkan siswanya sesuai dengan arahan Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi).

“Alhamdhulillah kami telah mendapatkan akreditasi A pada Desember kemarin, itu berkat seluruh siswa dan pengajar di sini yang memiliki dedikasi baik untuk meraih ilmu. terdapat 1 SKK dengan isi tatap muka, tutorial dan mandiri, mereka mengejar ijazah kesetaraan agar bisa menjalani kehidupan dengan lebih layak,” tukasnya.

Rina menjelaskan mata pelajaran (mapel) yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum merdeka dari Kemendikbud serta terdapat mapel pemberdayaan dengan mengenalkan kekhasan daerah.

“Selain mapel yang sama dengan sekolah formal, kami juga memiliki ekstrakurikuler seperti rebana, english club, musik, tari dan futsal serta ketrampilan MUA, memasak dan banyak lagi,” tambahnya.

Salah satu siswa kelas 11, Ainun (17), mengaku senang mengikuti pembelajaran bersama PKBM Sejati.

Iapernah putus sekolah dari sekolah formal karena tidak nyaman dan merasa tidak dihargai.

“Saya keluar sekolah karena tidak nyaman, sedih karena gurunya kurang menghargai, gurunya hanya menghargai anak-anak yang pintar saja. Bersyukur juga selama daftar hingga saat ini, tidak ada ditarik uang,” jelasnya.

Siswa lainnya, Naila (16) memiliki alasan serupa mengikuti PKBM Sejati. Ia juga menjadi salah satu korban bullying dan perlakuan tidak pantas dari teman sebayanya.

“Waktu MPLS atau ospek saya sudah merasa tidak nyaman, guru saya tidak mau memperhatikan sama sekali, murid-murid yang lain juga membully. Tapi kalau di sini nyaman karena dapat teman yang bisa lebih menghargai satu sama lain,” tandasnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *