Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Sekda Jepara Sebut Pengelolaan Stunting jadi Aset Daerah

Sekda Jepara dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Jepara di Hotel D Season Jepara pada Rabu (1/11/2023) (Bakopi Jepara)

KlikFakta.com, JEPARA – Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara Edy Sujatmiko menyebut pengelolaan stunting harus dijadikan sebagai aset daerah.

Hal itu ia sampaikan saat Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Jepara di Hotel D Season Jepara pada Rabu (1/11/2023).

Edy juga menerangkan, meski menjadi daerah terbaik di eks-Karesidenan Pati dalam menangani stunting, namun pihaknya tidak berhenti menekan prevalensi stunting.

“Harapan kami agar anak-anak yang masih dalam status stunting, segera terentaskan,” kata Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

“Kita urus sebaik mungkin sebagai aset. Maksudnya, jika kita berhasil menekan stunting hingga angkanya seminimal mungkin, maka masa depan mereka dan Jepara akan lebih baik,” katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara Moh. Ali mengatakan, dalam cakupan kewilayahan, Desa Banyumanis (Donorojo) dan Kecamatan Mlonggo paling berhasil menekan stunting di Jepara.

Keduanya menjadi pemateri best practice rakor ini. Rakor diikuti 100 peserta mulai dari perangkat daerah, camat, hingga desa, terutama 60 desa yang ditetapkan sebagai lokasi pilot project menuju desa zero stunting.

Camat Mlonggo Sulistiyo mengatakan, di wilayahnya pada akhir tahun 2022 terdapat 373 kasus stunting. Tapi kini berhasil tuntas hingga tinggal 105 kasus.

Sedangkan Petinggi Banyumanis Subandrio menyebut, keberhasilan desanya menekan stunting berkat program Cafe Baby ‘Magizter’, akronim dari Makanan Bergizi Terstandar.

Dalam program ini, kader Posyandu melatih pembuatan makanan bergizi kepada ibu-ibu setempat, agar bisa membuat sendiri makanan tambahan untuk mengentaskan stunting.

Saat diberikan kepada 600-anak sasaran di desa itu, program ini mampu menekan jumlah kasus dari 40 anak pada Maret 2022, menjadi tinggal 11 anak pada Agustus 2023.

Keberhasilan penanganan sebelumnya membuahkan alokasi insentif fiskal Rp24,4 miliar yang harapannya bisa memacu kinerja makin baik.

Berdasarkan Survei Status Gini Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Jepara turun dari 25 persen (2021) ke 18,2 persen. Angka ini terbaik di eks-Karesidenan Pati.

“Berdasar e-PPGBM angka kita lebih kecil lagi. Tapi itu kita gunakan parsial di internal kita untuk mengukur kinerja penurunan,” tambahnya.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *