KlikFakta.com, KUDUS – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus rutin melakukan pemantauan terhadap anak-anak yang mengalami stunting di wilayah setempat. Termasuk balita DM asal Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae yang saat ini dirawat di RS Aisyiyah Kudus karena mengalami stunting.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto menyampaikan, balita DM mengalami stunting karena kekurangan gizi. Oleh karena itu perlu penanganan khusus dari rumah sakit.
“Balita itu perlu perawatan lebih lanjut karena tidak mampu mencerna makanan dengan baik, jadi perlu bantuan khusus di rumah sakit dengan menggunakan alat NGT (Nasogastric Tube). Ini alat untuk memberikan nutrisi kepada pasien agar bisa maksimal karena berat badan kurang, karena jika dibiarkan dikhawatirkan akan semakin buruk,” paparnya.
Ia mengungkapkan, balita tersebut sebelumnya sudah ditangani oleh pihak puskesmas. Akan tetapi karena ada masalah di pencernaannya, maka harus dirujuk ke rumah sakit, tidak bisa di puskesmas saja.
“Puskesmas Dersalam melalui bidan desa telah melakukan upaya pendampingan karena anaknya mengalami kesulitan makan. Kemudian disarankan dirujuk ke Rumah Bintangku, lalu disana diterapi oleh dokter spesialis anak. Setelah itu dirujuk ke rumah sakit,” katanya.
Nuryanto mengatakan, kondisi balita DM saat ini sudah semakin membaik karena sudah mendapat pengobatan dan perawatan oleh tim medis. DKK Kudus bersama puskesmas pun turut melakukan pendampingan dan komunikasi dengan orang tua balita tersebut.
“Jadi tidak dibiarkan, tetap kami dampingi untuk memantau kondisinya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa balita yang mengalami stunting sesuai ketentuan harus dirujuk untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kemudian, balita tersebut akan menerima Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) di bawah pengawasan dokter spesialis anak.
“PKMK ini diberikan secara gratis, jadi tidak kami berikan PMK lokal. Karena kalau PMK lokal itu untuk ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan balita gizi buruk. Terapi stunting itu memang perlu dirujuk ke rumah sakit, sedangkan gizi buruk dirawat di puskesmas,” pungkasnya. (JIM/GIAN)