Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

28 Persen Wilayah Indonesia Sudah Masuk Musim Kemarau

Ilustrasi kekeringan (Foto: ReJogja)

KlikFakta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan saat ini 28 persen atau 194 zona musim wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Adapun 28 persen wilayah Indonesia itu meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau Bagian timur, Bengkulu bagian selatan.

Lalu Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur.

Kemudian sebagian Bali, NTB, dan NTT, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.

“Belum seluruhnya memasuki musim kemarau, namun segera nanti di bulan Juli, Agustus, September, itu akan semakin bertambah wilayahnya,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers perkembangan El Nino, Selasa (6/6).

Ia menjelaskan, kemarau parah hingga kekeringan yang terjadi di Indonesia merupakan akibat dari dua fenomena iklim yang terjadi secara bersamaan. Yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif.

“Dampak dari kedua fenomena tersebut, makin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia, bahkan sebagian wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan lebih kering di bawah normalnya,” jelasnya.

Dwikorita mengungkapkan, El Nino dikontrol oleh suhu muka air laut di wilayah Samudera Pasifik. Sedangkan IOD dikontrol oleh suhu muka air laut di wilayah Samudera Hindia.

Untuk saat ini, keduanya mengarah pada kondisi yang saling menguatkan menuju wilayah yang lebih kering.

“Dua fenomena itu pernah terjadi bersamaan pada tahun 2019. Keduanya pada saat ini mengarah pada kondisi yang mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering, jadi keduanya saling menguatkan kondisi tersebut,” katanya.

Dwikorita memprediksi dampak yang sama seperti tahun 2019 lalu akan terjadi lagi mulai semester kedua 2023.

Ia pun meminta semua pihak semakin gencar melakukan antisipasi pada daerah yang berpotensi mengalami kekeringan dan kebakaran hutan.

Selain itu, ia juga meminta masyarakat mulai melakukan penghematan air untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Dalam hal ini termasuk memanen hujan pada daerah yang masih terjadi hujan.

Sumber: ANTARA

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *