Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Fenomena Ekuinoks Maret 2023, Ini Dampaknya untuk Bumi

Ilustrasi fenomena ekuinoks (Foto: LAPAN)

KlikFakta.com – Fenomena ekuinoks akan terjadi pada Selasa, 21 Maret 2023. Ekuinoks merupakan peristiwa di mana kedudukan matahari tepat berada di khatulistiwa.

Ini merupakan fenomena normal yang terjadi dua kali dalam setahun. Yakni pada bulan maret disebut ekuinoks musim semi. Dan bulan September disebut ekuinoks musim gugur.

Pada saat itu, matahari akan benar-benar terbit di timur dan tenggelam di barat. Sementara panjang waktu siang dan malam akan sama, yakni 12 jam.

Sesuai dengan arti dari “ekuinoks” dalam bahasa Latin aequus (yang berarti sama) dan nox (yang berarti malam).

Peneliti dari Pusat Riset dan Antariksa BRIN Andi Pangerang mengatakan, sebagaimana melansir dari CNN Indonesia, jika yang terjadi pada ekuinoks adalah panjang siang dan malam tidak terlalu panjang ataupun pendek.

“Secara harfiah, makna ekuinoks ini lebih cocok dengan kondisi bumi yang mana antara belahan Bumi Utara maupun belahan Bumi Selatan sama-sama menerima radiasi matahari yang sama besar dan sama durasinya,” kata Andi.

BRIN menyebut ekuinoks Maret 2023 terjadi pada tanggal 21 pukul 04.24 WIB atau 05.24 WITA atau 06.24 WIT.

Saat itu terjadi, jarak matahari-bumi mencapai 148.981.052 km.

Fenomena ekuinoks sendiri menjadi pertanda pergantian musim. Ekuinoks bulan Maret menandakan peralihan musim dari hujan ke kemarau. Sementara ekuinoks pada bulan September menandakan peralihan dari musim kemarau ke penghujan.

Andi mengatakan “intensitas radiasi matahari yang diterima di ekuator bumi bernilai maksimum”.

Karena itu secara tidak langsung fenomena ini memang dapat meningkatkan kenaikan suhu. Lantaran radiasi matahari juga berbanding lurus terhadap suhu permukaan bumi.

Bukan hanya itu, ekuinoks juga merupakan hari tanpa bayangan matahari. Andi mengungkapkan ketika matahari tepat berada di atas Indonesia “tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak berongga saat tengah hari”.

Sumber: CNN Indonesia, LAPAN, DetikEdu

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *